Banten Hits.com – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tarakan, Kalimantan Timur, berguru taktik dan strategi pengawasan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada kepada Panwaslu Kota Tangerang.
“Kebetulan jadwal pemilu di wilayah kami sama dengan di Kota Tangerang ini. Pemilukada Kota Tarakan bakal digelar 5 September mendatang, dan pemilu legislatif 2014,” kata Ketua Panwaslu Kota Tarakan, Mohamad Astra saat mengunjungi kantor Panwaslu Kota Tangerang, Senin (24/06).
Banten Hits.com – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tarakan, Kalimantan Timur, berguru taktik dan strategi pengawasan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada kepada Panwaslu Kota Tangerang.
“Kebetulan jadwal pemilu di wilayah kami sama dengan di Kota Tangerang ini. Pemilukada Kota Tarakan bakal digelar 5 September mendatang, dan pemilu legislatif 2014,” kata Ketua Panwaslu Kota Tarakan, Mohamad Astra saat mengunjungi kantor Panwaslu Kota Tangerang, Senin (24/06).
Dalam kunjungan studi banding tersebut, Mohamad Astra datang lengkap bersama komisioner Panwaslu Kota Tarakan lainnya.
Menurut Astra, pihaknya sengaja memilih Panwaslu Kota Tangerang sebagai tempat studi banding, karena berdasarkan hasil penelusuran berita-berita di internet, Panwaslu Kota Tangerang dinilai proaktif dan bagus melakukan terobosan-terobosan dalam hal teknis pengawasan pemilu.
“Kami tertarik untuk belajar ke sini. Informasi yang kami dapat, panwas ini cukup bagus,” ungkapnya.
Ada beberapa hal yang ingin diketahui pihaknya saat melakukan studi banding di Panwaslu Kota Tangerang. Ia mencontohkan, bagaimana strategi Panwaslu Kota Tangerang dalam melakukan teknis pengawasan dengan jumlah wilayah dan pemilih yang cukup besar.
Di wilayah Kota Tarakan sendiri, Pemilukada yang digelar pada 5 September mendatang diikuti sembilan pasangan calon. Tiga dari 9 calon yang maju berasal dari jalur independen.
Untuk melakukan pengawasan, Pemerintah Kota Tarakan juga menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp. 2,5 milyar yang diambil dari APBD.
“Sementara jumlah suara yang diperebutkan sebanyak 122 ribu pemilih sesuai dengan yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT),” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Tangerang Tachono menjelaskan, dalam melakukan pengawasan baik Pemilukada Kota maupun legislatif, pihaknya selalu berpatokan pada tugas, kewajiban, dan kewenangan yang diamanatkan undang-undang.
Di samping untuk lebih mengefektifkan pengawasan, Panwaslu Kota Tangerang juga membuka ruang untuk keterlibatan masyarakat sebagai bentuk pengawasan partisipatif.
“Kami dorong masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan pemilu. Intinya untuk mencegah bentuk-bentuk pelanggaran sebelum timbul masalah. Nah jika sudah dicegah tapi tetap bikin masalah atau melanggar. Pasti kami tangani dan memprosesnya sesuai perundang-undangan,” tuturnya.
Menyusul penjelasan pihak Panwaslu Kota Tarakan tentang Pemilukada Kota Tarakan yang meski digelar pada 5 September mendatang, namun sudah menetapkan sembilan calon walikota dan juga DPT, Tachono menyarankan Panwaslu Kota Tarakan untuk bekerja lebih ekstra. Ia memperkirakan bakal muncul pelanggaran-pelanggaran pemilu.
Menurut Mas Ono-begitu ia biasa disapa, setelah penetapan pasangan bakal calon menjadi calon oleh KPU setempat, titik rawannya adalah pada masalah curi start kampanye.
“Biasanya pada rentang itu kebanyakan muncul potensi pelanggaran pidana pemilu. Kami kira ini tentu membutuhkan penguatan dalam pengawasan, terutama bagi potensi pelanggaran ke arah pidana pemilu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Panwaslu Kota Tangerang juga sempat menerima kunjungan dari Panwaslu Indragiri Hilir, Sumatera, dan Panwaslu Bima, Nusa Tenggara Barat. (Hendra)
