Berbagai macam makanan tradisional sampai saat ini masih tetap menjadi primadona para pecinta kuliner, baik yang ada di dalam daerah maupun yang berasal di luar daerah. Kendati banyak makanan yang berasal dari luar negeri, keberadaan makan tradisional ternyata masih menjadi favorit, karena citarasanya yang khas.
Salah satu makanan tradisional yang hingga saat ini masih digemari, terutama bagi masyarakat Cilegon, Banten, adalah Rabeg. Rabeg adalah makanan khas yang pada zaman dahulu biasa dihidangkan untuk para Sultan Banten. Warga sekitar, menyebut makanan ini merupakan akulturasi Arab-Banten.
Bahan baku utama rabeg adalah daging dan jeroan kambing alias Wedus. Sementara, unttuk bumbu nya sebagai penambah cita rasa daging rabeg ini dengan membubuhi rempah-rempah, salah satunya adalah jahe dan lada, dengan sedikit rasa cabai merah.
Dengan rasanya yang pedas saat bersentuhan dengan lidah, Rabeg menjadi menu favorit disantap pada siang hari untuk mengobati rasa pusing setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, bagi anda yang belum pernah mencicipi Rabeg, jangan merasa khawatir terhadap tekanan darah anda, karena pada rumah makan yang menyediakan menu Rabeg sudah dilengkapi dengan makanan tambahan seperti acar atau mentimun sebagai bahan netralisinya.
Menurut Ronald, warga asli Cilegon, Rabeg merupakan hidangan istimewa Istana Banten. Namun, seiring berkembangnya jaman, Rabeg menjadi salah satu menu khas masyarakat, terutama di wilayah Serang dan Cilegon. Makanan ini sering dijumpai saat acara pesta dan selamatan dan di rumah makan.
“Saat ini, Rabeg juga menjadi menu makanan yang disajikan di sejumlah warung atau rumah makan.” Ujar Ronald.
Anda Penasaran dengan makanan tradisional yang satu ini? Langsung saja singgah di salah satu rumah makan Pindang Rabeg Mang Sam, yang berada di Jl. Raya Merak, tepatnya Grogol Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon. Dengan merogoh kocek Rp.7000, anda sudah bisa menikmati hidangan yang dulunya meruapakan menu khas Kesultanan Banten tersebut. (Nda)
