Angin di Ujung Desember
Kulemparkan kenangan itu
Jauh sekali ke ceruk kawah putih
Sendiri diantara gunung sunyi
Di ujung kota paling dingin
Kota pengelanaanku yang berkabut
Angin di Ujung Desember
Kulemparkan kenangan itu
Jauh sekali ke ceruk kawah putih
Sendiri diantara gunung sunyi
Di ujung kota paling dingin
Kota pengelanaanku yang berkabut
Semestinya semua telah mati
Seperti pokokpokok pinus yang menghitam
Satusatu menunggu waktu berjungkalan
Hangus terbakar panas belerang
Lalu menjadi asap yang berlarian ke udara
Tapi angin disetiap ujung Desember
Selalu menarinari dan bertubitubi menciumi wajahku
Membawa kembali ingatanku pada puisi puisi lama
Tertinggal pada dinding benteng tua di belahan bumi selatan
Cintaku adalah takdir, Kekaksihku
Seperti harum ikan laut yang dibakar di pantai-pantai
Kota Tangerang, Desember 2014
Penulis adalah: Budi Sabarudin