Banten Hits – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, menggelar rapat koordinasi (rakor) teknis Seni Budaya tahun 2016, di Kota Serang, Kamis (11/2/2016). Dalam rakor tersebut, minimnya guru kesenian menjadi salah satu hal yang disorot.
Wawan Sukmara, utusan dari Disdikbud Kabupaten Lebak, kurangnya jumlah guru kesenian dirasa harus menjadi perhatian penting. Pasalnya, Wawan menilai hingga saat ini keberadaan guru kesenian tidak tersebar secara merata.
“Hari ini bicara soal Seni Budaya, tetapi faktanya, guru kesenian di sekolah tidak tersebar secara merata, hanya sekolah yang punya uang saja yang punya guru kesenian. Seharusnya, Pemerintah mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki seorang guru kesenian, termasuk memenuhi segala kebutuhannya,” kata Wawan.
Merespon hal tersebut, peneliti Banten Heritage Dadan Sujana mengusukan, agar Pemerintah membukakan pintu sekolah bagi para Seniman.
“Seniman harus datang ke sekolah, dan sekolah membuka pintu bagi aktifitas terkait itu,” usul Sujana.
Sementara itu, utusan dari Dewan Kesenian Banten Gito Waluyo mengatakan, apresiasi yang dimiliki para pelajar saat ini sangat memprihatinkan. Penyebabnya kata Gito, karena minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki soal Seni dan Kebudayaan.
“Sebagai contoh, di bidang Seni Sastra, pelajar kita hanya tahu Taufik Ismail, WS Rendra, dan Chairil Anwar saja, selebihnya tidak tahu. Padahal pendidikan Seni mengajarkan banyak hal,” sesalnya.
Seluruh hasil dari usulan pada rakor akan dibahas lebih detil pada forum rencana kerja tingkat SKPD Disbudpar Banten, yang dilaksanakan pada akhir Februari 2016.(Nda)
