Lebak – Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Lebak, khususnya para pelaku usaha di Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar mendapat perhatian dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Asisten Deputi Standarisasi dan Sertifikiasi Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Rosdiana Veronica Sipayung mengungkapkan, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada para pelaku UKM.
“Akhir bulan Agustus rencananya kita lakukan di Baduy,” kata Veronica saat bertemu dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, di pendopo, Jumat (18/8/2017).
Pelatihan kepada para pelaku usaha merupakan upaya Kemenkop untuk menggali potensi UKM.
“Kita ingin potensi unggulan di wilayah bisa tergali,” ujarnya.
Keterbatasan keuangan daerah menjadi salah satu faktor bagi Pemkab Lebak mengembangkan UKM. Tentu saja, kesiapan Kemenkop disambut baik oleh Iti Jayabaya.
“Banyak pelaku UKM di Lebak yang memang memerlukan perhatian serius. Perkembangan UKM kan meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat,” ucap Iti.
Iti mengatakan, dua gedung plaza yang dibangun Pemkab Lebak bertujuan untuk mengenalkan produk-produk unggulan UKM kepada masyarakat, khususnya para wisatawan yang berkunjung.
“Kita juga mengusulkan kepada kementerian agar 20 motif kain tenun Baduy dan berbagai merk dagang UKM mendapatkan pengakuan Hak Kekayaan Itelekutal (HKI),” ujarnya.
Sementara itu, Duta Koperasi Dedi Gumbelar alias Miing yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengaku bangga terhadap keberanian dan inovasi UKM di Lebak.
“Dulu belum ada batik Lebak tapi sekarang sudah ada. Ini kan salah satu inovasi,” ujar pria kelahiran Lebak tersebut.
Namun, perlu adanya pelatihan mental agar jiwa entrepreneurship para pelaku usaha bisa semakin matang.
“Kearifan-kearifan lokal inilah yang harusnya dijadikan modal oleh masyarakat. Maka dari itu, perlu pelatihan agar masyarakat tergugah,” ucap mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 ini.(Nda)