Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Krakatau Steel (KS) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menjabat sebagai chairman (ketua) organisasi industri besi dan baja (IISIA). Wigrantoro terpilih secara aklamasi dalam Munas IISIA yang digelar di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Rabu (15/11/2017).
BACA JUGA: Volume Penjualan PT Krakatau Steel Tumbuh 15,25 Persen
Kebijakan-kebijakan Wigrantoro diharapkan dapat memperjuangkan dan melindungi kepentingan industri baja nasional dan membawa harapan bagi industri baja, khususnya terhadap revitalisasi baja nasional.
“Terpenting kebijakan itu berpihak kepada kita. Melindungi produk dalam negeri. Kalau sudah diproduksi di dalam negeri tidak boleh impor, supaya tidak mati,” kata Human Resource and General Affair PT Krakatau Posco Andi Soko
BACA JUGA: Perdana, PT KOS Kirim 70 Ton Baja Lonjoran
Andi juga mengharapkan, mantan Direktur PT Bakrie Metal Industries ini mampu mengatasi serbuan baja impor melalui praktik dumping yang dinilai jika terus-menerus dibiarkan, akan sangat merugikan pelaku industri dalam negeri, salah satunya industri baja di Batam.
“Antidumping itu cukup berat. Dari luar masuk ke sini, seperti lewat jalur Batam. Kalau industri baja rusak terjadi pengangguran, jadi harusnya industri dapat benar-benar dilindungi,” Imbuhnya.
BACA JUGA: Menperin Resmikan Pabrik Krakatau Osaka Steel di Cilegon
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengingatkan, pelaku industri baja dengan pemerintah harus bersinergi. Melalui IISIA, seluruh pelaku industri baja di Indonesia dapat menjaga keseimbangan permintaan dan ketersediaan baja agar mampu menstabilkan harga pasar.
“Kalau bisa dijaga, utilisasi baja dapat ditingkatkan hingga 80 persen,” ungkapnya.
Seluruh anggota IISIA diminta aktif memajukan industri baja nasional. Pasalnya, sejak periode 2015-2016, permintaan baja di Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 11 persen.
“Konsumsi baja Indonesia meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 11,47 juta ton di tahun 2015 menjadi 12,67 juta ton lebih pada tahun 2016. Untuk itu, mari tingkatkan pertumbuhan pasar baja dalam negeri,” seru Wigrantoro.(Nda)