Cilegon – Pedagang beras di Pasar Tradisional Kranggot, Kelurahan Jombang, Kecamatan Jombang Wetan, Kota Cilegon mengeluhkan menurunnya omzet di awal tahun ini. Turunnya omzet para pedagang disebabkan terjadinya kenaikan harga.
“Turunnya mencapai 30%. Malah, ada konsumen yang enggak jadi beli karena harganya naik, saya sampai adu mulut sama pembeli,” ujar Asong salah seorang pedangan, Selasa (9/1/2018).
Untuk harga beras medium, Asong masih menjual Rp9.000/kg. Namun, untuk beras premium ia memang menjual di atas Harga Eceran Tertinggui (HET) yakni Rp13.000/kg. Asong berasalan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya ketetapan pemerintah yang melarang menjual di atas HET.
“Enggak tahu ada HET, kalau dari agen turun ya turun, kalau dari agen naik ya naik,” ujanya.
Untuk ukurang 25 kg beras medium dijual Rp310.000, sementara 20 kg premium dijual Rp260.000.
“Sebelumnya Rp280.000 yang biasa, kalau yang premium tadinya Rp250.000,” katanya.
Masyarakat berharap, pemerintah bisa secepatnya menstabilkan kembali harga kebutuhan pokok tersebut.
“Harapannya tentu normal lagi, paling kalau lagi naik gini dikurangi belinya,” tutur Asep.
Sementara itu, Kasi Pengendalian Harga Disperindag Cilegon Ihsan Hasibuan mengaku, adanya pedagang yang menjual di atas HET. Guna mengatasi kenaikan harga, pihaknya aka segera melakukan operasi pasar.
“Untuk premium HET-nya Rp12.800 dan medium Rp9.450,” imbuhnya.(Nda)