Serang – Ratusann umat Islam di Banten desak polisi tangkap Sukmawati Soekarnoputri karena dinilai telah menistakan agama Islam lewat puisi Ibu Indonesia ciptaannya. Desakan tersebut disampaikan saat menggelar aksi di Alun-alun Barat Serang, persis di depan Pendopo Bupati Serang, Jumat, 6 April 2018.
Wartawan Banten Hits Mahyadi melaporkan, sebelum menggelar aksi di depan pendopo, massa aksi yang berjumlah sekira 500-700 orang ini berjalan kaki dari Masjid Agung Atssauroh sejauh sekira 1 kilometer. Aksi longmarch ribuan umat Islam di Banten ini dipimpin Ketua DPW FPI Serang Nasehudin.
Dalam orasinya, Nasehudin mengultimatum Polri segera melakukan proses hukum terhadap Sukmawati Soekarnoputri. Jika sampai Senin, 9 April 2018 proses hukum masih belum ditegakkan, massa akan kembali menggelar aksi lebih besar di Polda Banten.
“Kalo tidak ada tindakan Senin depan kita akan lakukan aksi di depan Polda Banten. Siap dukung Polri tangkap Bu Sukmawati,” kata Nasehudin disambut teriakan, “Tangkap Sukmawati!” oleh massa aksi.
“Kami di sini bukan untuk makar. Kami di sini hanya untuk menuntut Sukmawati penista agama ditangkap,” sambungnya.
Ia memaparkan, siapapun dan dari agama apapun orang yang menistakan agama Islam harus ditangkap. Nasehduin juga menilai, permintaan maaf Sukmawati hanya sandiwara.
“Dari mana pun dan anak siapapun Sukmawati, ia harus segera ditangkap. Minta maaf menurut saya itu hanya sandiwara, apa yang dilakukan Sukmati sangatlah pinter kebelinger,” ucapnya.
Hingga berita ini dipublish aksi ratusan Umat Islam di Banten ini masih berlangsung.
Sebelumnya, Badan Aspirasi dan Apresiasi Kemajemukan (Badak Banten) menutut Sukmawati Soekarnoputri diadili terkait puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibacakannya dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya, di Jakarta Convention Centre, Jakarta Rabu (28/3/2018) lalu.
BACA JUGA: ‘Badak Banten’ Tuntut Sukmawati Soekarnoputri Diadili
“Kami ingin Soekmawati diadili, tegakan hukum di Indonesia,” kata Ketua DPD Badak Banten, kata Eli Sahroni, kepada Banten Hits, di Rangkasbitung, Kamis (4/4/2018).(Rus)
