Tangerang – Teguh Jamaludin Malik (20), mahasiswa Unpam (Universitas Pamulang), Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Program Studi (Prodi) Teknik Elektro diduga dianiaya oknum dosen Teknik Informatika berinisal R. Penganiayaan terjadi di Ruang Prodi Teknik Informatika, Senin, 9 April 2018 sekira pukul 19.00 WIB.
Tak hanya penganiayaan, dalam video amatir yang beredar terdengar sang dosen memaki korban dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan seorang pendidik.
Dua hari berselang, Rabu, 11 April 2018.Teguh melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke Polres Tangerang Selatan (Tangsel) dengan nomor laporan: TBL/K/IV/2018/SPKT/Res Tangsel.
Dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi TV One, Minggu, 22 April 2018, Teguh yang diwawancara reporter Andromeda Mercury menyebut, orangtua dan kakaknya menangis, bahkan sampai sakit mengetahui perlakuan dosen terhadap dirinya. Hal itulah salah satunya yang memotivasi dia melaporkan kasus ke Polres Tangsel.
“(Melihat orangtua nangis) di situ saya termotivasi lagi untuk melapor. Orangtua saya sampai nangis. Sakit. Kakak saya juga nangis,” suara Teguh tercekat menahan tangis. Airmata terlihat menggenang di pelupuk matanya.
Meski mendapat perlakuan tidak semestinya dari sang dosen, jelas Teguh, orangtuanya justru malah menyarankan dirinya untuk bersabar dan tetap semangat menimba ilmu.
“Dia bilang harud sabar. Jadi anak harus semangat jangan pantang menyerah,” ucap Teguh.
Terdorong di Lift
Menurut Teguh, peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan itu bermula saat dirinya bersama teman-temannya yang lain berada di lobi Kampus Unpam mengantre di depan lift. Rutinitas di Kampus Unpam saban harinya, kata Teguh, memang selalu padat.
“Waktu di lift saya berdesak-desakan. Posisi dia di tengah, saya di belakang,” jelasnya.
Diduga karena desak-desakan itu, sang dosen kemudian terdorong sehingga menegur Teguh yang berada persis di belakanganya.
“Mas jangan dorong-dorong. Kan saya gak ngerti (gak ngerasa ngedorong). Siapa yang dorong, Pak? Di situ dia mengeluarkan id card dosen,” ungkap Teguh.
Setibanya di lantai enam, lanjut Teguh, sang dosen kemudian mencapit lehernya dan menyeret ke Ruang Prodi Teknik Informatika. Di situlah sang dosen kemudian memaki Teguh dan menamparnya.(Rus)