Irna Targetkan Luas Lahan Tanam Jagung di Pandeglang Capai 53.000 Hektar

Date:

Irna Targetkan Luas Lahan Tanam Jagung di Pandeglang Capai 53.000 Hektar
Bupati Pandeglang Irna Narulita targetkan luas lahan tanam jagung di Pandeglang capai 53.000 hektar.(Banten Hits/ Engkos Kosasih)

Pandeglang – Pemerintah Kabupaten Pandeglang targetkan luas lahan tanam jagung di Pandeglang capai 53.000 hektar. Dengan target itu, Pemkab Pandeglang ingin mengambil peran dalam menyuplai kebutuhan pakan di Provinsi Banten.

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengungkapkan, selama ini kebutuhan jagung untuk pabrik pakan di Banten kerap disupport dari daerah lain di luar Pulau Jawa. Padahal Banten memiliki daerah dengan produksi jagung yang besar.

selain itul, 16 pabrik pakan tersebut dalam satu tahun membutuhkan 1,7 juta ton jagung untuk bahan pokok produksi mereka, sehingga angka tersebut dipandang sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan oleh Pandeglang.

“Selama ini produksi jagung di Banten ngambilnya dari luar, seperti Sulawesi, Gorontalo, Lampung. Kenapa tidak dari sini. Saya menekankan agar jangan dikasih kesempatan bagi daerah lain. Pandeglang harus menjadi mercusuar Banten,” kata Irna usai Rapat Koordinasi Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan Pajale di Aula Kodim 0601 Pandeglang, Selasa, 24 April 2018.

Irna meyakini target itu bisa tercapai, lantaran petani sudah memahami cara menanam jagung yang baik setelah tahun lalu dilakukan gerakan tanam jagung pertama kalinya di Pandeglang. Hasil panen tahun lalu, menjadi bahan evaluasi agar bisa menghasilkan jagung dengan kualitas lebih baik.

“Tahun kemarin kami pemain pemula, tetapi sudah hebat. Karena ditargetkan pemerintah sebesar 50.000 hektar dan bisa tercapai 48.000. Tadinya kan target tanam hanya sekitar 9.000 hektar. Jadi ini tahun kedua, kami sudah tahu kurang lebihnya,” imbuh Irna.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pandeglang, Nasir mengatakan, tahun lalu para petani bisa mengeksekusi sekitar 48.000 hektar tanaman jagung. Akan tetapi hasilnya belum dapat diterima oleh pabrik pakan di Banten lantaran kualitas yang masih di bawah standar.

“Tahun kemarin memang kualitas belum sesuai standar seperti aflatoksin, kadar air berapa, kotoran berapa. Sementara di kami alat pasca panen masih terbatas. Dryer belum punya sehingga rata-rata hasil petani kadar airnya di atas 18%. Sedangkan pabrik mintanya di bawah 14%. Jadi hanya bisa ditampung oleh pabrik-pabrik dari Lampung dan Surabaya,” bebernya.

Untuk memperbaiki kualitas itu lanjut Nasir, pihaknya berupaya meningkatkan pemahaman kepada petani tentang peningkatan kualitas jagung pasca panen. Kemudian sejumlah sarana juga akan ditambah meliputi penambahan dryer dan berbagai alat lainnya.

“Maka harapan kami ke depan 16 pabrik pakan di Banten bisa ditembus. Jika kualitas bisa diperbaiki maka saya yakin harga juga akan naik,” ujarnya.(Rus)

Author

  • Engkos Kosasih

    Memulai karir jurnalistik di BantenHits.com sejak 2016. Pria kelahiran Kabupaten Pandeglang ini memiliki kecenderungan terhadap aktivitas sosial dan lingkungan hidup.

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related