Pandeglang – Harga elpiji 3 kg kembali dikeluhkan masyarakat. Di tingkat pengecer di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, gas bersubsidi tersebut dijual mencapai Rp30 ribu.
BACA JUGA: Belum Dijual di Banten, Elpiji 3 Kg Nonsubsidi Masih Uji Pasar di Jakarta dan Surabaya
“Kemahalan, harganya sekitar Rp28-Rp30 ribu, ini sangat membebani kami, dan ini sudah bertahun-tahun,” tutur Dadi warga Sukajadi, Cibaliung, kepada Banten Hits, Selasa (31/7/2018).
Harga Eceran Tertinggi (HET) tabung elpiji 3 kg yang ditetapkan pemerintah adalah Rp16.500.
Dadi mencurigai adanya permainan di tingkat pangkalan yang menaikkan harga seenaknya sehingga berdampak pada mahalnya elpiji di tingkat pengecer. Ia pun meminta, pemerintah daerah tidak tutup mata dan mengambil langkah.
“Mohon dicek, ini ulah siapa sampai mahal begini, pangkalan atau siapa? Kalau di warung eceran Rp22.000 normal lah,” ucapnya.
Keluhan yang sama diutarakan Atiah, warga Desa Tarumanegara, Kecamatan Cigeulis. Ia berharap, pemerintah bisa mengatasi mahalnya harga elpiji agar tidak memberatkan warga tidak mampu.
“Kemahalan, tapi gimana ya kebutuhan. Harapannya jangan semahal itu,” pintanya.
BACA JUGA: Praktik Ini Picu Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg
Terpisah, anggota DPRD Kabupaten Pandeglang Kumaedi mengatakan, akan segera menyampaikan persoalan tersebut kepada pemerintah daerah. Harga elpiji di tingkat pengecer kata Kumaedi memang berbeda-beda.
“Harga di Cibaliung memang kemahalan, karena di Kecamatan Sumur dan Cimanggu hanya Rp25 ribu. Nanti saya sampaikan ke Pemkab Pandeglang agar berkoordinasi dengan Distamben provinsi untuk melakukan operasi pasar,” terangnya.(Nda)