Tangerang – Pengamat politik Rocky Gerung menghadiri Monday Sharing Executive Session yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, di ruang Akhlakul Karimah, Puspemkot Tangerang, Senin (27/8/2018).
Dalam diskusi tersebut, Rocky mengatakan, pejabat merupakan pelayan masyarakat yang harus gembira saat mendapat pengaduan dari masyarakat.
“Pejabat yang tugasnya adalah civil servant, melayani masyarakat sama seperti menangkap layang-layang, harus cermat dalam pikiran tapi juga gembira bahkan saat dalam menerima pengaduan,” kata Rocky.
Menurutnya, pemerintah bukanlah roda yang bisa ada di atas maupun di bawah. Namun, menjalankan pemerintahan ibarat berjalan kaki yang harus mengetahui detail dari setiap hal.
“Hanya dengan jalan kaki kita tahu detail, artinya kita bisa lihat detail per menit. Pejabat publik itu harus tau medannya, yang penting tindakan awalnya, temui masalah on the spot, itu,” terangnya.
Kata Rocky, Kota Tangerang merupakan pintu masuk Indonesia yang langsung berhubungan dengan multikulturalisme global. Pasalnya, setiap warga negara asing yang ingin masuk ke Indonesia harus menginjakkan kakinya terlebih dahulu di Kota Tangerang.
“Bisa saya bilang ibukota Indonesia adalah Jakarta tapi ibu kota Asia adalah Tangerang. Saya kenal Tangerang sejak saat saya masih remaja, memang dari awal saya ke sini sudah ada itu kehidupan multikultural, tapi juga ada semacam harga diri yang tinggi dari masyarakat Kota Tangerang yang saya kenal dari 30 tahun lalu ketika saya masih remaja,” bebernya.
Lebih lanjut kata Rocky, dengan modal multikulturalisme, Kota Tangerang dapat membuat pemerintah lebih detail dalam melihat isu-isu yang berkembang di masyarakat yang berguna untuk meningkatkan pelayanan.(Nda)
 Tangerang, di ruang Akhlakul Karimah, Puspemkot Tangerang, Senin (27/8/2018).){kind=link}