Pandeglang – Pedagang tepung di Pasar Tradisional Pandeglang mengaku khawatir usahanya akan gulung tikar menyusul pelemahan rupiah yang terus terjadi selama sepekan ini.
Akibat pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pedagang tepung terpaksa harus menaikan harga jual yang tadinya Rp 5.500 menjadi Rp 6.000 per kilogram.
Yuda, salah seorang pedagan tepung di Pasar Anten Pandeglang mengatakan, pihaknya seperti makan buah simalakama. Jika harga tidak dinaikan, maka dirinya akan merugi. Namun sebaliknya, jika harga dinaikan dirinya juga berisiko kehilangan pelanggan.
“Sebelumnya harga tepung hanya Rp 5.500 terus dinaikan menjadi Rp 6.000. Para pembeli komplain dan mencari harga yang agak murah, sedangkan jika tidak dinaikan saya mengalami kerugian yang akan berakibat bangkrut,” kata Yuda, Rabu, 12 September 2018.
Menurut Yuda, kebanyakan pelanggan yang datang ke toko sembakonya tersebut merupakan para pedagang eceran, yang harus menjualnya kembali kepada masyarakat di tempatnya masing-masing. Selain, tepung, bahan pokok lain yang mengalami kenaikan, di antaranya kerupuk dan bihun.
“Saya harap harga kembali normal, agar para pelanggan tidak kabur,” ujarnya.
Arif, salah seorang pedagang gorengan di Pandeglang yang ditemui ketika tengah berbelanja di Pasar Anten, juga merasa kebingungan akibat naiknya harga tepung. Dia khawatir para pelanggan tidak menerima hasil gorengan yang ukurannya agak diperkecil.
“Ya, mau gimana lagi. Kalau harga (jual) cuma Rp 1.000, ukurannya diperkecil,” singkatnya.(Rus)