Dua Tahun Kepemimpinan WH-Andika di Banten, Mahasiswa: Kinerja Bidang Pendidikan dan Kesehatan Buruk

Date:

AKSI GMNI CABANG SERANG DI DEPAN KAMPUS UIN SMH BANTEN. Dua Tahun Kepemimpinan WH-Andika di Banten, MahasiswaSEBUT Kinerja Bidang Pendidikan dan Kesehatan Buruk
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau GMNI Serang saat menggelar aksi di depan Kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, Jalan Jenderal Sudirman, No 38, Kota Serang, Rabu, 3 Oktober 2018. Mahasiswa menilai, dua tahun kepemimpinan WH-Andika di Banten, kinerja bidang pendidikan dan kesehatan dinilai buruk. (Banten Hits/ Mahyadi)

Serang – Dua tahun kepemimpinan Wahidin Halim-Andika Hazrumy di Banten, dinilai masih belum mampu mengentaskan masalah utama yang dihadapi warga Banten, seperti peningkatan kesejahteraan, pelayanan kesehatan yang baik, dan pemenuhan hak pendidikan.

Hal tersebut disampaikan mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau GMNI Serang saat menggelar aksi di depan Kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, Jalan Jenderal Sudirman, No 38, Kota Serang, Rabu, 3 Oktober 2018.

“Di usia Banten yang sudah remaja, pemerintah belum memberikan kado yang dapat membahagiakan masyarakat Banten itu sendiri. Sehingga sampai saat ini seluruh komponen masyarakat dan mahasiswa masih mempertanyakan tindak lanjut WH dan Andika dalam menjalankan kebijakan yang sudah dicanangkan sejak awal,” kata Ketua DPC GMNI Kota Serang Adnan Fatoni saat berorasi.

Menurut Adnan, Banten merupakan provinsi yang sudah berdiri sejak 2000, namun secara keseluruhan masih banyak permasalahan yang tidak mampu ditangani, di mana Banten masih menjadi provinsi termiskin kedua di Indonesia.

Dari segi pendidikan, lanjut Adnan, beberapa daerah di Banten masih banyak sekolah, mulai tingkat SD, SMP, atau SMA yang belum memadai fasilitas serta bantuannya.

“Kita lihat saja banyak masyarakat Banten yang belum sejahtera secara ekonomi dan buruknya pelaksanaan kinerja dalam bidang pendidikan atau kesehatan,” jelasnya.

“Operasional dalam bidang kesehatan sejak POrovinsi Banten berdiri, di mana angka harapan hidup yang ditetapkan pemerintah pusat yaitu sebesar 79,5 persen, namun Banten hanya memenuhi sekitar 69, 70 persen,” sambungnya.

Adnan menambahkan, berdasarkan data BPS, angka balita gizi buruk di Banten semakin meningkat. Pada 2018 angka balita gizi buruk di Banten mencapai 1.078 jiwa.

“Fasilitas rumah sakit dan puskesmas tidak disediakan dengan baik atau bahkan tidak dipergunakan dengan baik. Pelayanan kesehatan masih belum memuaskan atau bisa dibilang menyedihkan, di mana upaya meminimalisir rakyat miskin yang tidak dapat mendapat pelayanan kesehatan pun tidak terlaksana,” ungkapnya.

Mahasiswa juga menyoroti meningkatnya angka kemiskinan masyarakat Banten mulai dari 2013 atau 5 tahun ke belakang, di mana setiap tahunnya kemiskinan di wilayah Banten selalu meningkat 5,3 persen dan pengangguran semakin meluas dengan presentasi sekitar 7,3 persen setiap tahunnya.

“Ini membuktikan bahwa WH dan Andika masih belum mampu menekan angka kemiskinan di Provinsi Banten yang semakin hari semakin menggurita. Hal-hal ini menandakan bahwa kepemimpinan mereka masih belum berhasil dalam mensejahterakan rakyat yang sudah tercantum dalam kampanye politik sebelum mereka memangku pemerintahan Provinsi Banten yang sudah cukup dewasa ini,” pungkasnya.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jumat Curhat Polda Metro Jaya di Legok; Cara Humanis Polsek Legok Ciptakan Kamtibmas dan Dekatkan Diri ke Warga

Berita Tangerang - Kejahatan jalanan dan kenakalan remaja menjadi...

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Digugat Warga dan ‘Diminta’ Pengembang, Bagaimana Nasib 24 Aset Milik Pemkab Tangerang Sekarang?

Berita Tangerang - Sedikitnya 24 aset Pemkab Tangerang saat...