Serang – Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi atau Disperindagkop Kota Serang mengaku tak mengetahui harga beras di Kota Serang mengalami kenaikan. Kepala Disperindagkop Kota Serang Ahmad Banbela mengaku pihaknya baru akan melakukan pemantauan ke Pasar Rau.
“Saya belum lihat (ada kenaikan harga). Nanti saya sampaikan hasil pantauannya . Nanti akan kita lihat dulu, harga beras ini naik apa karena harga BBM atau pasokannya yang kurang atau kurang stok. Salah satu penyebabnya apa,” ujarnya Ahmad Banbela kepada awak media saat ditemui usai rapat evaluasi di Aula Pemkot Serang, Rabu, 17 Oktober 2018.
BACA JUGA: Alami Kelangkaan Pasokan, Harga Beras di Kota Serang Naik
Banbela juga membantah harga beras mengalami kenaikan, karena berdasarkan pemantauan Disperindagkop harga beras di Kota Serang masih stabil.
“Kenaikan harga beras sekarang ini kan dalam kondisi di bawah harga sebelumnya, ketika jelang Ramadhan dan Idul Fitri,” paparnya.
Sementara itu Pj Wali Kota Serang Ade Aryanto menilai, kenaikan harga beras di Kota Serang tersebut hanya dampak sesaat adanya isu kenaikan BBM.
“Laporan terakhir masih bagus. Coba nanti lihat. Dampak isu itu mah tidak lama juga nanti stabil lagi. Ini kenaikan premium efek dominonya luas,” katanya.
Ia juga berencana akan menyapa langsung para penjual beras sambil mengecek harga bahan pokok di Pasar Rau Induk Kota Serang.
“Insya Allah turun secepatnya sambil jalan-jalan,” pungkasnya.
Sebelumnya, harga beras di Kota Serang terpantau mengalami kenaikan, Jumat, 12 Oktober 2018. Kenaikan harga terjadi pada seluruh jenis beras mulai dari beras kualitas terendah, medium, maupun premium dengan besaran kenaikan Rp 500-1.000/kilogramnya.
Sejumlah pedagang mengaku, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak dua bulan lalu saat musim kemarau mulai melanda sejumlah kota penyuplai beras. Para pedagang mengaku, beras yang mereka jual merupakan beras lokal dari Pontang dan Karawang. (Rus)