Sigi – Hari ketiga berada di lokasi bencana gempa bumi Sulawesi Tengah, Tim Relawan Kabupaten Tangerang yang dipimin Mohamad Bayuni berhasil menembus salah satu lokasi terjauh yang terdampak bencana, yakni Desa Jono, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu, 19 Oktober 2018.
“Jono merupakan desa di perbukitan di Kecamatan Dolo. Jarak tempuh dari Kecamatan Dolo 45 menit. Melintas desa dengan kondisi jalan bebatuan. Kami pergi ke desa Jono dengan pemandangan pegunungan yang alami,” kata Bayuni lewat keterangan pers yang diterima BantenHits.com.
Menurut Bayuni, akes jalan menuju Desa Jono berupa jalan bebatuan dan sebagian beraspal. Namun, gempa telah mematahkan aspal dan jalan beton menuju Desa Jono. Di lokasi ini, sebagian warga masih mengungsi, baik di penampungan sementara, maupun tenda-tenda yang disiapkan masyarakat, termasuk tenda yang didirikan relawan asal Kabupaten Tangerang.
“Relawan Kabupaten Tangerang terus bekerja dengan semangat, mulai membantu di dapur pos penampungan, hingga membantu berbenah di Desa Jono,” terangnya.
Kegembiraan warga terdampak bencana dan relawan semakin ekspresif kala, salah seorang relawan Kabupaten Tangerang Harrys Yasin (60) membagikan Kue kering yang dibawanya khusus dari Tangerang.Harrys ternyata sengaja menyiapkan kue asli buatan Tangerang untuk korban gempa.
“Kami berbagi rasa, berbagi keceriaan di Jono, Kecamatan Dolo Selatan yang tertimpa bencana gempa di Kabupaten Sigi,” ungkap Harrys relawan yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun ini.
Kue kering yang dibawa dari Tangerang, lanjut Harrys, adalah sumbangan masyarakat Tangerang. Kue kering tersebut dibuat langsung oleh warga Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
“Warga Tangerang sendiri yang membuat untuk korban gempa di Palu, Sigi dan Donggala. Ini cara masyarakat kami berbagi dan ikut merasakan,” ungkap Harrys.
Mama Rendi (37), salah seorang warga korban gempa mengungkapkan terima kasih kepada relawan Kabupaten Tangerang yang telah membantu korban bencana. Menurut mereka, relawan Tangerang ramah dan baik-baik.
“Kuenya sangat enak, renyah dan manis. Anak-anak di sini suka sekali,” ujar Mama Rendi di tenda penampungan. (Rus)