Cilegon – Titiek Soeharto mengaku terharu saat menghadiri kegiatan Rabu Biru dan Deklarasi Relawan Lintas Ormas di Cilegon, Rabu, 14 November 2018. Pasalnya, ada emak-emak di Banten yang menyatakan rela menyisihkan uang belanja demi membantu perjuangan Prabowo-Sandi.
BACA JUGA: Titiek Soeharto Terharu Ada Relawan di Cilegon Potong Uang Belanja Demi Prabowo-Sandi
Wartawan BantenHits.com Iyus Lesmana melaporkan, emak-emak yang dimaksud Titiek Soeharto adalah Siti Zahroh (41), warga Kampung Baros Pasar, Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.
Dihubungi lewat telepon seluler, Jumat, 16 November 2018, Siti Zahroh mengemukakan alasannya rela membantu perjuangan Prabowo-Sandi meski harus mengeluarkan kocek sendiri.
Menurut Siti Zahroh yang simpatisan Partai Berkarya ini, pemerintah saat ini telah gagal berpihak dan menyejahterakan masyarakat.
“Semenjak dari awal setelah (Prabowo-Sandi) mendapatkan nomor urut 2, itu kami emak-emak sepakat untuk sebisa mungkin memenangkan Prabowo-Sandi. Kalau misalnya tidak ada bantuan dari pusat, kami siap untuk mandiri mengeluarkan budget sendiri,” kata Siti.
Sejak penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden, lanjutnya, dirinya bersama emak-emak lainnya yang tergabung menjadi relawan, sudah bergerak di tengah masyarakat dengan cara memberikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat. Seluruh gerakan relawan murni hasil kolekan.
“Tanpa ada komando dari pusat atau bantuan dari pusat, kami terus bergerilya waktu bulan kemarin sebelum Oktober kami mengirim air tangki ke daerah Pontang, Tanara, yang di mana daerah itu pusatnya Pak Kiai Ma’ruf Amin.
Siti menilai, pada masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo saat ini, kerap terjadi konflik di mayarakat. Hal itu menyusul adanya ke tidakharmonisan antara para ulama, kiai, dan ustaz di sekitar lingkungan di mana ia tinggal.
“Karena rezim sekarang sudah acak-acakan yang paling nyata itu di lingkungan kami itu para ulama, kiai, ustad seperti di adu domba tiada kesatuan. Namun masing-masing ada yang bertahan ke 01 ada yang mau perubahan ke 02 kami para emak-emak yang merasakan langsung dampaknya selain ekonomi mahal harga-harga kebutuhan pokok juga mahal,” imbuhnya.
“Sebelum rezim sekarang ini kami aman dan damai saja. Tapi setelah rezim sekarang itu banyak sekali konflik di lingkungan kami. Yang jelas saya mau merelakan uang belanja dipotong dengan tujuan untuk masa depan anak cucu kami, dan yang paling utama dan lebih baik lagi kami rela berjuang dan mandiri menggunakan buget sendiri tanpa ada bantuan dari unsur manapun,” tandasnya. (Rus)