Cilegon – Polda Banten telah menetapkan empat tersangka terkait kasus perburuan rusa di Pulau Panaitan, Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon atau TNUK. Mereka berinisial HH, MI, YM, dan ABK. Keempatnya langsung ditahan di Polda Banten.
Selain empat orang pemburu yang jadi tersangka, anggota Polri berpangkat Komisaris Besar Polisi inisial BM diperiksa intensif di Divisi Propam Mabes Polri dengan status tersangka.
Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi Priadinata memastikan oknum polisi berpangkat Kombes diperiksa Div Provam Mabes Polri dengan status tersangka.
Edy Sumardi juga merinci peran masing-masing tersangka: YS berperan sebagai penembak rusa seberat 80 kilogram; HH sebagai pemotong rusa; AB berugas mengangkut hasil buruan; dan memiliki peran memotong dan menguliti kulit hasil buruan.
Sebelumnya, petugas Balai TNUK bersama petugas gabungan dari Polairud dan Pangkalan Laut Merak wilayah sumur menangkap delapan pemburu rusa di Kawasan TNUK, tepatnya di Pulau Panaitan, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Minggu, 2 Desember 2018.
Kepala BTNUK Mamat Rahmat mengatakan, ada tiga ekor rusa yang dijadikan barang bukti dengan kondisi yang sudah dicacah dimasukan dalam bok pendingin.
“Dari jumlah delapan yang tertangkap ada oknum Polisi dari Mabes Polri Jakarta di dalamnya dan saat ini sedang diproses,” jelasnya.
Tokoh muda Kecamatan Sumur, Agus mengatakan, adanya penangkapan pemburu rusa di Kawasan TNUK harus dikawal oleh warga dalam penegakan hukumnya.
“Sangat jelas ini adalah bentuk pelanggaran hukum. Jangankan memburu, nelayan nangkap udang saja diadili. Apalagi ini rusa. Jangan sampai hukum hanya berlaku untuk masyarakat saja,” tambahnya.(Rus)
