Cilegon – Faktor penyebab kecelakaan di Cilegon didominasi perilaku pengendara yang kurang mentaati aturan berlalulintas. Meski demikian, data kecelakaan di Kota Cilegon pada 2018 mengalami penurunan jika dibandingkan 2017.
“Angka kecelakaan tahun 2018 menurun dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2018 terdapat 104 kejadian kecelakaan, jumlah korban meninggal sebanyak 55 kejadian, luka berat 14 kejadian dan luka ringan 102 sementara untuk kerugian materi sebesar RP 226.100.000. Sementara pada tahun 2017 terdapat 140 kejadian, meninggal dunia 88, luka berat 4, luka ringan 105 dan kerugian Rp 264.750.000,” kata Kasat Lantas Polres Cilegon AKP Iwan Nurfrianto, Kamis, 13 Desember 2018.
Menurut Iwan, pengendara motor menjadi pengguna jalan dengan jumlah kecelakaan tertinggi. Mereka diketahui cenderung melakukan pelanggaran lalulintas seperti tidak mengunakan helm dan berboncengan lebih dari dua orang.
“Didominasi roda dua kurangnya kesadaran berlalulintas masih menjadi faktor penyebabnya, selain itu yang terlibat kebanyakan akan dibawah umur yang tidak menggunakan helm lawan arah dan boncengan lebih dari dua orang,” paparnya.
Kasat menambahkan, terdapat dua wilayah di Cilegon yang kerap terjadi kecelakaan lalulintas. Namun demikian untuk menekan angka kecelakaan pihaknya selalu melakukan tindakan prefentif kepada para pengendara baik roda dua maupun pengendara roda empat maupun lebih.
“Wilayah Merak dan Anyer yang masih sering terjadi kecelakaan. Itu terbukti di dua wilayah itu sering kita lakukan tindakan prefentitif dengan cara operasi kendaraan untuk menindak pengendara yang melakukan pelanggaran,” imbuhnya. (Rus)
