Tangsel – Kawasan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pengrajin tempe di Kampung Pulo, RT 004 RW 020, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang yang dua tahun lalau dijadikan kawasan destinasi wisata kuliner, kondisinya malah memprihatinkan.
Ipah (42), koordinator masyarakat pengrajin tempe Kampung Pulo Kedaung Pamulang kepada wartawan, Jumat 14 Desember 2018 mengatakan masih banyak kesulitan yang dihadapi pengrajin tempe. Seperti masalah air dan juga pengadaan alat pemisah kacang kedelai dengan kulitnya serta masalah pengadaan mesin packaging.
“Sejauh ini kami diberikan pembinaan berupa pelatihan yang umum saja,” ucap Ipah.
Sementara Julham Firdaus tokoh muda Tangsel menilai wali kota Tangsel yang kurang mengawasi dan memperhatikan kinerja OPD. Ia menambahkan, saat ini teknologi sudah semakin modern dan canggih untuk menghasilkan produk-produk kuliner yang baik dan sehat serta terjamin keamanannya. Untuk itu perlu dipersiapkan dengan matang kawasan infrastrukturnya dengan baik dan sehat dalam semua aspek.
“jika tidak ada keseriusan dan kehadiran pemkot Tangsel dalam memberikan bantuan dan pembinaan yang serius kepada masyarakatnya. Masyarakatnya tidak akan dapat maju dan tidak dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing,” ucapnya.
Ia meminta ada langkah kongkrit dari Disperindag untuk merealisasikan Kampung Tempe Pamulang.
Terpisah Ferry Fayakun Kabid Indag pada Disperindag Tangsel mengklaim jika Disperindag Tangsel sudah melakukan pembinaan untuk kawasan Kampung Tempe Kedaung Pamulang. Untuk berbagai masalah yang ada di kampung tersebut pihaknya akan siap membantu hal tersebut.
“Kami akan selesaikan masalah tersebut secepatnya,” tukasnya. (Rus)