Narja; Perajin Biola dari Baduy yang Karyanya Tembus Australia

Date:

Orang-orang suku adat Baduy adalah masyarakat agraris yang mengandalkan mata pencaharian dari berladang dan berburu. Seiring perubahan zaman, maka mereka harus kreatif untuk bisa bertahan hidup.

Menurut Jaro Kolot Dainah yang juga mantan Jaro Pamarentah Baduy, pada era 80-an populasi masyarakat mereka berkisar di angka 6.000 jiwa. Kemudian pada tahun 2015 ini, populasi mencapai angka 12.000 jiwa. Dengan demikian, ada konsekuensi-konsekuensi yang harus bisa diterima agar kemudian dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi hari ini.

Di antara konsekuensi itu adalah penyempitan kepemilikan lahan berladang. Maka hasil yang diterima seorang penduduk dari berladang semakin sedikit. Beruntungnya, masyarakat Baduy adalah masyarakat mandiri dengan ketahanan daya juang kuat, sehingga dari sana lahir kreativitas untuk menjawab masalah mereka sendiri sesuai dengan daya pikirnya.

Sebenarnya, masyarakat Baduy punya benteng ketahanan pangan yang diwariskan para leluhurnya, salah satunya adalah keberadaan leuit (lumbung padi: Sunda). Namun leuit tidak akan pernah disentuh, kecuali pada keadaan sangat terdesak saja. Bahkan ada Leuit yang berisi padi berusia 200 tahun.

Narja, warga Kampung Cicakal Muhara adalah salah satu contoh masyarakat Baduy yang mandiri. Dia hidup dari karya-karya tangan. Meski demikian, sebagai orang Baduy tentu saja Narja tetap berladang, mengambil madu hutan, dan membuat gula aren. 

Yang menarik dari sosok Narja adalah soal karya-karya tangannya tadi. Dia piawai membuat sejumlah benda yang tidak digunakan oleh masyarakat Baduy. Salah satunya alat musik biola.

Wartawan Banten Hits Dian Sucitra bertemu Narja dalam sebuah perjalanan menembus malam yang pekat menuju perkampungan Baduy, 8 Agustus 2015 lalu. Pertemuan kebetulan dengan Narja terjadi di Kampung Kaduketug, batas terluar Baduy.

Jalan di hutan gelap yang sedianya akan ditempuh sendirian, akhirnya bisa ditempuh bersama-sama. Banten Hits merasa beruntung mendapatkan partner dalam perjalanan ini. Sepanjang perjalanan, Narja menceritakan apa saja yang ia kerjakan untuk menaklukan kehidupan. Ia mengaku sering mendapatkan pekerjaan membangun rumah di luar, karena tangannya dikenal rapih dan terampil pada kayu dan bambu.

Lamun aya nu nitah, atuh digawean (Kalau ada yang meminta, ya dikerjakan),” terangnya.

Malam itu kami berpisah di Kampung Cicakal Muhara, Narja memasuki rumahnya setelah sebelumnya mempersilakan Banten Hits untuk bermalam di rumahnya. Namun tawaran itu Banten Hits tolak karena ada janji dengan warga lain. 

Keesokan harinya, udara pagi yang segar menemani pertemuan kami kembali. Menariknya, saat itu Narja sedang memegang alat musik yang rasanya tidak mungkin digunakan di Baduy: biola. Narja tampak menyetel dan menggesek-gesek biola. Sedang di hadapannya, tergeletak biola setengah jadi.

Pesenan ti urang Jakarta (pesanan dari orang Jakarta),” akunya.

Ternyata, Narja bukan seorang tukang biasa. Ia juga banyak membuat alat-alat musik yang berbahan dasar kayu dan bambu. Selain biola, Narja membuat angklung, celempung, dan karinding. Bahkan ketika itu, datang seorang lelaki tua yang giginya tampak sudah ompong. Dia berasal dari daerah luar yang jauh dari Baduy. Dia sengaja mendatangi Narja untuk membeli karinding buatan Narja.

Milih bae sorangan (pilih saja sendiri),” ujar Narja kepada lelaki ompong itu sambil menyodorkan sejumlah karinding.

Menurut Narja, meski tak saban hari datang, namun para pemesan selalu terus berdatangan. Mereka datang dari Bandung atau Jakarta. Bahkan, pernah ada yang datang dari Australia. Sayangnya, kami tak bisa memainkan alat musik buatan Narja itu, sehingga kami tidak bisa menyampaikan bagaimana sebenarnya kualitas suara yang dihasilkannya. Namun secara tampilan luar, sentuhan tangan Narja tampak rapih dan enak dipandang mata…(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mengenal Ratu Adzra Salsabilah, Anak Berkebutuhan Khusus dengan Prestasi Gemilang

  Lebak- Keterbatasan tidak menyurutkan semangat Ratu Adzra Salsabilah dalam...

Jabat Sekwan DPRD Lebak; Lina Budiarti All Out Dukung Tugas Para Wakil Rakyat

Lebak- Sekretariat DPRD Kabupaten Lebak resmi memiliki sosok pimpinan...

Cerita Kelam JB, Ayah Bupati Lebak Pernah Diteror Rentenir hingga Berjualan Ikan Asin

Lebak- Siapa yang tak kenal dengan Mulyadi Jayabaya. Namanya...