Problema Masyarakat Lebak Selatan; Perizinan Perusahaan Tambang

Date:

Banten Hits – Pada awalnya manusia adalah bagian dari alam. Oleh karena itu, manusia adalah salah satu mata rantai ekosistem. Namun, seiring dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), manusia memisahkan dirinya dari alam.

Pada saat itu, manusia memperlakukan alam sebagai objek eksploitasi untuk kepentingan nya. Tidak itu saja, kemajuan industrialisasi juga menyebabkan manusia mengkotak-kotakan alam sebagai bahan mentah yang diubah menjadi bahan baku untuk selanjutnya menjadi barang jadi demi pemenuhan kebutuhan manusia.

Dititik itu, alam tidak lagi diperlakukan sebagai kesatuan Holistik. Alam dikelompok-kelompokan menjadi sumber daya. Diantaranya, Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

Terkait masalah yang terjadi di wilayah Lebak Selatan yaitu terkait masalah SDM. Hal tersebut terjadi karena memang daerah ini menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah. Baik dari segi kandungan mineral dan potensi alam lainnya. Sebut saja, potensi Pariwisata, Pertanian dan Perkebunan. Di lapisan bawah persaingan usaha banyak terjadi, misalnya pengusaha perdagangan, transportasi, maupun politik organisasi kemasyarakatan. Persaingan itu pemicunya adalah potensi kedepan Kabupaten Lebak yang memang kaya SDM nya.

Akibatnya, terjadi konflik baik Horizontal maupun Vertikal karena segala hal mulai di komersialisasikan.
Masif nya pembebasan lahan untuk industrialisasi di daerah Kabupaten Lebak bagian selatan sangat memprihatinkan. Hal ini dipelopori oleh orang-orang daerah setempat seperti pejabat-pejabat Desa yang bersangkutan, di Kecamatan Panggarangan ada 4 Desa yang saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan untuk pendirian PT. INFAN NUSANTARA MANDIRI.

Pembebasan lahan ini sudah di mulai dari sekitar sebelum tahun 2006, tetapi belum secara meluas diketahui oleh masyarakat. Kemudian setelah itu, pada tahun 2011/2012 ada proses pembebasan lahan kembali, dan mulai dketahui oleh kebanyakan masyarakat. Hal ini di dukung sepenuhnya oleh para aparatur Desa terkait. Proses tersebut masih berjalan hingga saat ini dengan dukungam berbagai organisasi masyarakat setempat, yang mulai membanyak seiring dengan maraknya pembangunan dan masuknya perusahaan-perusahaan  pertambangan.

Dari pengamatan ini, muncul beberapa pertanyan mengenai hal-hal yang akan terjadi kedepan, dan memang hal-hal tersebut sudah mulai terlihat.
Bagaimana nasib orang-orang yang sudah membebaskan lahannya? Sedangkan tidak ada jaminan yang jelas dari pihak perusahaan mengenai:
– Keselamtan masyarakat?
– Produktivitas masyarakat? dan
– Keberlangsungan alam?

Menurut saya, 3 poin di atas itu sudah keharusan yang memang benar-benar harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang akan berdiri di suatu daerah. Ketiga poin ini menjadi syarat-syarat wajib yang tidak boleh diabaikan oleh perusahaan dan seharusnya hal ini menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Daerah ketika akan mengambil keputusan terhadap perijinan perusahaan pertambangan ataupun perusahaan-perusahaan lainnya di luar pertambangan.

Potensi sengketa kedepan di Lebak Selatan yaitu sengketa Perdata. Hal ini lantaran potensi SDA mineral dan yang lainnya sangat melimpah. Hal tersebut memungkinkan konflik atas SDAbisa terjadi. Terkait kepemilikan atas tanah baik sawah atau yang lainnya telah timpang. Misalnya, di Desa Cinangga sebagian telah menguasai daerah persawahan yang berada di Desa Cipurun. Sehingga sumber penghidupan di Desa tersebutsemakin mengerucut.

Poin-poin atau opini terkini yang berkembang di Lebak Selatan yaitu:
1. Masivnya pembebasan lahan untuk perindustrian
2. Pencemaran udara oleh perusahaan yang telah berdiri serta meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di Lebak Selatan.
3. Berbarengan dengan ramainya Batu Akik di Lebak Selatan juga dengan masuknya Narkoba ke wilayah Lebak Selatan
4. Akibat dari masuknya perusahaan pertambangan konflik mengenai SDA baik konflik Horizontal atau Vertikal mulai terjadi
5. Pembangunan dermaga PT. Gamma telah menurunkan produktivitas nelayan akibat perubahan arus laut.


Penulis adalah: Iqbal Assegaf, Mahasiswa Teknik Geologi, Universitas Pakuan Bogor yang juga Ketua Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Perwakilan Siliwangi Bogor.

 

 

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Menikmati Jalur Mudik Lebak

BantenHits - Selama bulan Ramadan saya melakukan kunjungan dua...

Mencari Independensi Media Dalam Pemberitaan Politik

Bantenhits - Peran media dalam panggung politik kontemporer semakin...

Gunung Batu Desa Anti Korupsi

Bantenhits - Beberapa waktu yang lalu, Selasa, 31 Januari...

Geger Sambo dari Perspektif Mahasiswa Komunikasi; Catatan Kritis untuk Perubahan Polri

Mata publik seolah tak pernah berhenti menguntit setiap detail...