Upacara Adat Seren Taun dan Kearifan Lokal Pencipta Kesejahteraan

Date:

Suara lesung terdengar bertaluan. Sayup-sayup musik tradisional mengalun lembut dalam hawa sejuk perkampungan Masyarakat Kasepuhan Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Minggu (6/9/2015) pagi.

Alunan kesenian lesung dan musik tradisional yang dimainkan masyarakat adat Cisungsang menyambut Gubernur Banten Rano Karno yang datang sebagai tamu kehormatan dalam Upacara Adat Seren Taun.

Berkemeja putih dan berkaca mata hitam, Rano Karno terus menebar senyum kepada ribuan masyarakat adat Cisungsang yang berbaris memadati jalan pelintasan menuju ke rumah tokoh adat yang menjadi titik sentral upacara. Sesekali Rano tampak membalas lambaian tangan warga.

Dalam sambutannya, Rano Karno mengatakan bahwa Seren Taun ini merupakan kearifan lokal yang mampu menciptakan ketahanan pangan. Tidak hanya itu, kegiatan ini mampu mempererat tali silaturahmi warga adat, masyarakat dan pemerintah.

“Kearifan lokal yang seperti ini perlu dijaga dan dilestarikan, sehingga masyarakat yang memegang teguh kearifan lokal memiliki ketahanan pangan yang baik.” kata Rano dalam sambutannya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Banten juga mengajak kepada masyarakat untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pasalnya, Banten memiliki banyak potensi yang dilirik oleh para investor asing. Karenanya, masyarakat Banten harus mampu bersaing dengan tenaga asing.

“Makanya saya menciptakan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, karena saya menilai sekolah itu sangat penting. Apalagi era masyarakat ekonomi Asian akan dimulai tahun 2016 mendatang,” tegasnya.

Dalam ritual tahunan tersebut, Rano didampingi sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Sekda Banten Ranta Soeharta, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Asep Rahmatullah dan Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi.

Apa yang disampaikan Rano Karno, selaras dengan ucapan Kepala Adat Masyarakat Kasepuhan Cisungsang Abah Usep Suyatma Sr. Menurut Abah Usep, Seren Taun merupakan bukti kemakmuran masyarakat Banten Selatan terhadap hasil buminya.

“Seren Taun ini sudah diwariskan sejak 700 tahun yang lalu, “ katanya.

Abah Usep mengatakan, Seren Taun adalah ritual yang merupakan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa setelah panen padi dilaksanakan. Dalam kebudayaanindonesia.net, ritual Seren Taun merupakan akhir dan awal kegiatan sosial masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang. 

Disebut akhir, karena pada ritual Seren Taun seluruh Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang memberikan laporan aktivitasnya selama setahun ke belakang. Sementara, sebutan awal karena pada ritual ini Kepala Adat yakni Abah Usep Suyatma Sr memberikan wejangan-wejangan dan bekal untuk aktivitas setahun ke depan.

Seren Taun digelar Masyarakat Kasepuhan Cisungsang selama tujuh hari berturut-turut, hingga puncak perayaannya Minggu (6/9/2015).(Rus/net) 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...