Pembangunan Membawa Derita?

Date:

Banten Hits.com – Keberadaan pembangunan seharusnya membawa berkah, terutama bagi warga sekitar. Sesuai amanat Undang-undang, setiap pembangunan yang berada dalam sebuah kawasan wajib berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.

Dasarnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang PT No. 40 tahun 2007 tentang Corporate Social Responsibility (CSR).

Banten Hits.com – Keberadaan pembangunan seharusnya membawa berkah, terutama bagi warga sekitar. Sesuai amanat Undang-undang, setiap pembangunan yang berada dalam sebuah kawasan wajib berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.

Dasarnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang PT No. 40 tahun 2007 tentang Corporate Social Responsibility (CSR).

Alih-alih berkah yang seharusnya di dapat, malah ancaman dan ketakutan yang berujung petaka. Banjir misalnya.

Kondisi ini seperti yang dialami warga tiga kelurahan di Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Kelurahan Gondrong, Petir dan Ketapang.

Ketika hujan datang, ratusan rumah warga di tiga kelurahan tersebut terendam banjir. Banjir terparah melanda kampung Cantiga, Candulan dan Gondrong Udik. Ketinggian banjir bahkan bisa sampai mencapai satu meter lebih. Di kawasan tersebut, banjir bukan hanya terjadi ketika saat turun hujan saja. Tidak ada hujan, banjir pun menerjang. Kiriman dari Bogor.

Meluapnya kali Angke yang melintasi pemukiman warga dituding sebagai salah satu faktor penyebab. Parahnya lagi, saat ini kondisi kali Angke tidak seperti sebelumnya. Kini kali yang dulunya lebar malah menyempit. Sebabnya, di garis sepadan kali banyak berdiri ruko, pabrik dan pergudangan.

Proyek pembangunan perumahan elit yang berada di daerah resapan air, juga dituding warga sebagai biang keladi. Garis sepadan kali yang seharusnya bebas dari bangunan, justru malah berdiri pondasi bangunan dan pagar yang tingginya mencapai 3 bahkan 6 meter. Kondisi ini tentu saja dikeluhkan warga sekitar yang menganggap sudah sangat membahayakan keselamatan jiwa. 

Dampak lainya, jalan raya rusak parah. Seperti Jalan KH. Ahmad Dahlan yang merupakan salah satu akses warga menuju Kota Tangerang dan Jakarta Barat, kini kondisinya memprihatinkan.

Kerusakan terjadi mulai dari perempatan Gondrong hingga perbatasan Kosambi, Jakarta Barat. Panjangnya sekitar 3  Kilometer lebih. Jalan yang berlubang dan becek, terutama saat hujan tentu sangat membahayakan keselamatan para pengguna jalan. Sudah banyak juga yang menjadi korban.  

Rusaknya jalan, selain karena tergerus hujan, juga lantaran operasional truk-truk pengangkut material proyek perumahan yang tak mengenal waktu. Siang dan malam.

Kondisi ini sebenarnya sudah dikeluhkan dan diprotes warga sejak jauh hari. Warga sudah melayangkan surat secara resmi kepada pihak terkait. Pengembang, Pemerintah Kota Tangerang, DPRD, bahkan pihak berwajib.

Sayangnya, aspirasi mereka hingga saat ini belum terkabul. Kalau pun ada, hanya baru sebatas pembahasan, dan riilnya belum diwujudkan.Sebagian warga yang kesal, bahkan sempat memblokir jalan raya, dan menuntut pihak pengembang bertanggung jawab. Begitupun  Pemerintah Kota Tangerang diminta tidak tinggal diam.

Warga hanya berharap semua pihak proaktif menyikapi persoalan ini. Jika tidak, hanya penderitaan dan kesengsaraan yang didapat warga di kampungnya sendiri. (Soed)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Melihat Kampung Konservasi Rimbun, Lokasi Wisata Baru di Serpong

Tangsel - Upaya-upaya untuk melestarikan menghijaukan bumi telah diwujudkan...

PJU di Jalan Imam Bonjol Dikeluhkan Warga

Banten Hits.com - Penerangan Jalan Umum (PJU) di ruas...

‘Si Melon’ Langka, Warga Beralih ke Kayu Bakar

Banten Hits.com - Warga di Desa Ranca Iyuh, Kecamatan...

Calon Penumpang Keluhkan Penghapusan Loket Tiket di Bandara Soetta

Banten Hits.com - Calon penumpang di Bandara Soekarno -...