HepiBAIKdei Performing Art Refleksi 20 tahun Kota Tangerang

Date:

Banten Hits.com – 20 tahun. Waktu, jam, menit, dan bahkan detik adalah dijit-dijit peristiwa kehidupan. Semua laga, sepak terjang, gelak tawa menjadi hias keseharian. Kadang kesedihan malah tak mampu dimaknai sebagai jeritan.

Itulah ekpsresi nyayian jiwa tulus yang disuarakan para penggiat seni dan budaya bertajuk ‘HEPI BAIK DEI’ yang digelar di Tugu Adipura, Jalan Veteran, Kota Tangerang, Banten, Jumat sore (01/03).

Aksi Performing Art yang dikemas sederhana dan unik, namun sarat kritik sosial serta pesan moral sebagai refleksi peringatan ulang tahun Kota Tangerang yang ke-20.

Digawangi perupa Yayat Lesmana, Abu Salam, Pesepeda Tetuko Raharjo dan musisi  Edi Bonetski, Performing Art itu nampak mengalir menjadi satu dalam ritme gerakan penuh makna.

Saat semua mata, kaki, tangan, dan seluruh anggota tubuh larut dalam euforia klaim keberhasilan dan kemenangan, ada  persoalan mendasar yang sebenarnya dilupakan.

 

Banten Hits.com – 20 tahun. Waktu, jam, menit, dan bahkan detik adalah dijit-dijit peristiwa kehidupan. Semua laga, sepak terjang, gelak tawa menjadi hias keseharian. Kadang kesedihan malah tak mampu dimaknai sebagai jeritan.

Itulah ekpsresi nyayian jiwa tulus yang disuarakan para penggiat seni dan budaya bertajuk ‘HEPI BAIK DEI’ yang digelar di Tugu Adipura, Jalan Veteran, Kota Tangerang, Banten, Jumat sore (01/03).

Aksi Performing Art yang dikemas sederhana dan unik, namun sarat kritik sosial serta pesan moral sebagai refleksi peringatan ulang tahun Kota Tangerang yang ke-20.

Digawangi perupa Yayat Lesmana, Abu Salam, Pesepeda Tetuko Raharjo dan musisi  Edi Bonetski, Performing Art itu nampak mengalir menjadi satu dalam ritme gerakan penuh makna.

Saat semua mata, kaki, tangan, dan seluruh anggota tubuh larut dalam euforia klaim keberhasilan dan kemenangan, ada  persoalan mendasar yang sebenarnya dilupakan.

Masih banyaknya generasi anak bangsa yang tidak bersekolah, padahal pemerintah sudah menggaransi dan menjamin pendidikan dengan program wajib belajar 9 Tahun.

Warga miskin sakit dan tidak bisa berobat, lantaran tidak ada biaya dan ditolak rumah sakit, hingga perebutan kekuasaan dengan menghalalkan berbagai macam cara.

Dampaknya terjadi aksi saling sikat dan sikut, baik di tingkat kalangan masyarakat bawah hingga sampai ke jajaran birokrasi pemerintahan.

“Kita mengajak kepada semua orang untuk kembali kepada persoalan sehari-hari. Menjaga keadaban, kesopanan dan kesantunan dalam berperilaku dan bertindak,” ujar Edi Bonetski kepada Bantenhits, Jumat (01/03).

Demikianlah, semuanya menjadi ringan untuk dibicarakan pelaku seni publik. Mencair menjadi sesuatu yg menginstal.

“Itulah yg diangkat dari jungkir balik kaki-kaki yang menancap pada kotak-kotak kekuasaan,” tutup Edi Bonetski dalam aksi Performing Art ‘hepiBAIKdei’. (Hendra)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...