Satu Rupiah untuk “Mataku Sehat” Anak Indonesia

Date:

Tangerang, Banten Hits.com– Hari-hari sekarang ini, nyaris tak ada barang atau bahkan makanan yang dapat ditukar dengan nilai uang Rp100. Untuk jajanan populer yang merakyat macam gorengan saja, minimal uang yang harus dikeluarkan Rp500 – Rp1.000.

Karena sudah tak ada orang yang bertransaksi dengan Rp100 saja, praktis uang logam Rp100 hanya akan diletakan di dalam laci meja. Orang memilih menggunakannya jika sudah terkumpul, atau lupa sama sekali dan membiarkannya berserakan di laci meja.

Tangerang, Banten Hits.com– Hari-hari sekarang ini, nyaris tak ada barang atau bahkan makanan yang dapat ditukar dengan nilai uang Rp100. Untuk jajanan populer yang merakyat macam gorengan saja, minimal uang yang harus dikeluarkan Rp500 – Rp1.000.

Karena sudah tak ada orang yang bertransaksi dengan Rp100 saja, praktis uang logam Rp100 hanya akan diletakan di dalam laci meja. Orang memilih menggunakannya jika sudah terkumpul, atau lupa sama sekali dan membiarkannya berserakan di laci meja.

Nah, daripada uang kembalian pecahan Rp100 tersebut hanya dibiarkan teronggok tak berguna, program dari minimarket Alfamart berikut ini layak dicoba. Terlebih program ini diperuntukan untuk membantu anak negeri yang membutuhkan.

Dalam siaran pers yang diterima Banten Hits.com, Jumat (08/03/2013), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, sebagai pengelola jaringan minimarket Alfamart, bekerjasama dengan Yayasan Lions Indonesia (Lions Club) menyelenggarakan satu program sosial Pemeriksaan dan Pemberian Kacamata Gratis bertajuk “Mataku Sehat”.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu sekitar 7000 pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang membutuhkan kacamata di seluruh Indonesia yang terdapat jaringan Toko Alfamart.

Kegiatan ini juga didukung oleh Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), serta Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin).

“Di Indonesia masih banyak masyarakat khususnya anak-anak sekolah yang kesulitan untuk mendapatkan kacamata. Ini dikarenakan adanya keterbatasan ekonomi sehingga para orang tua kurang peduli terhadap kesehatan mata anak-anaknya”, kata Prof. DR. Dr. Nila Moeloek, SpM., Ketua Umum Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), seperti dikutip siaran pers tersebut.

Menurut Nur Rachman, Corporate Communication General Manager Alfamart, selaku penggagas program “Mataku Sehat”, program ini dirancang sesuai dengan fokus Alfamart pada bidang pendidikan. Hal ini merupakan bagian dari corporate program “Alfamart Sahabat Indonesia”.

Alfamart memberikan kesempatan kepada masyarakat luas dan pelanggan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial tersebut, melalui donasi ‘Mataku Sehat’ di seluruh jaringan toko Alfamart. Bentuk donasinya berupa uang kembalian belanja di Alfamart dengan pecahan Rp 1,- hingga Rp 90,-.

“Masyarakat juga dapat mendonasikan langsung di kasir Alfamart. Caranya cukup menyampaikan kepada kasir untuk memberikan donasi Mataku Sehat minimal Rp 500, kemudian kasir akan memberikan struk sebagai tanda masyarakat telah berpartisipasi,” jelasnya.

Untuk pengumpulan Pundi Amal dan Donasi “Mataku Sehat” di toko Alfamart, sudah mulai berjalan sejak tanggal 7 Maret hingga 30 April 2013.

Dari target 7000 pelajar yang akan dibantu, Gapopin akan berpartisipasi dengan menyumbangkan kacamata sebanyak 3000 buah.

Sementara itu Lions Club akan membantu dalam Pelaksanaan dengan dukungan Perdami dari sisi ketersediaan Dokter Mata diseluruh Indonesia.

Rencananya, program ini akan serentak digelar di 60 Rumah Albi (Ruang Komunitas) yang berada dibeberapa Toko Alfamart yang tersebar mulai dari pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi.

“Kami sangat senang ada perusahaan yang masih peduli dengan kesehatan mata anak-anak Indonesia. Kami juga bangga dapat terlibat dalam program Alfamart ini”, tutur Willy Suwandi Dharma, Ketua Umum Yayasan Lions Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan angka kebutaan di Indonesia masih cukup tinggi berkisar yakni 1,5 persen atau sekitar 3,6 juta jiwa. Penyakit mata didominasi penyakit katarak, glaukoma, kelainan refraksi, gangguan retina, kelainan kornea, dan penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut.

Nah, daripada uang kembalian hanya dibiarkan berserakan tanpa manfaat, ada baiknya didonasikan untuk membantu sesama yang membutuhkan.(Riani)

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...