Banten Hits – Membuat orientasi pembangunan kota menjadi lebih baik ternyata menjadi salah satu hal yang tidak banyak diindahkan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang yang sudah mulai bermunculan pada Pilkada Kota Tangerang 2013.
Hal inilah yang menjadi pengamatan langsung Ray Rangkuti, pengamat politik dari UIN Jakarta dengan melihat visi misi bakal calon.
“Beberapa kali saya dengar dalam visi misi bakal calon, mereka tidak menyebutkan orientasi pembangunan kota, mereka malah mengemukakan program-program teknis yang sebenarnya itu kewajiban bakal calon,” ujar Ray, pada Banten Hits.
Orientasi di sini, jelas Ray, Kota Tangerang terlebih dulu memiliki ‘jenis kelamin’ atau identitas diri. Apakah ingin menjadi kota industri, pariwisata, atau kota religius. Ini yang belum dijawab para bakal calon kandidat.
Menurutnya, jangan sampai, kota yang begitu mewahnya mendapat sebutan bukan kota industri tapi kota buruh, sebutan tersebut justru tak sedap didengar untuk Kota Tangerang. Ray pun mengambil contoh, misalnya Kota Tangerang fokus pada sebutan kota industri sebagai identitas diri, fokuslah pada pembenahan Sungai Cisadane.
“Mulai dari perijinan pembuangan limbah, tidak ada lagi pabrik yang mencemari sungai tersebut. Penataan ruangnya, jangan sampai merugikan masyarakat sekitarnya,” ucap Ray.
Jangan sampai, apa yang menjadi fokus program identitas kota, malah menjadi cambuk. Satu lagi tantangan para bakal calon, yaitu mempertahankan siklus kota, mulai dari pembangunan dan budayanya.
Wahidin Halim dikenal sebagai sosok pemimpin yang berhasil dalam pembangunan, apakah ada penerus Wahidin yang mampu mempertahankan bahkan meningkatkannya? “Ini sulit, tidak bisa asal jawab,” pungkas Ray.
Penerus Wahidin harus bisa mempertahankan siklus pembangunan yang sudah tercipta. Baik dari pembangunan fisik maupun masyarakatnya, jangan sampai mengendur atau mundur secara grafik.
“Kedua, harus bisa menutupi pemerintahan sebelumnya. Tidak membuka, bahkan menutupi dengan prestasi baru yang terus berdatangan,” tutur Ray.(Rie)
