Banten Hits.com – Berpetualang memang mengasyikan, apalagi menjelajah kawasan hutan yang masih perawan. Ya, keperawanan seringkali membuat kita ketagihan. Nagih dan nagih. Begitu kata orang kebanyakan.
Mancak, sebuah wilayah Kecamatan, di bagian barat Serang Banten adalah salah satu kawasan yang memiliki panorama alam menakjubkan. Di Desa Cikedung, tepatnya.
Berbukit dan menggunung. Pohon menjulang dan banyak bebatuan. Serta sumber mata air pegunungan yang tak pernah berhenti mengalir.
Banten Hits.com – Berpetualang memang mengasyikan, apalagi menjelajah kawasan hutan yang masih perawan. Ya, keperawanan seringkali membuat kita ketagihan. Nagih dan nagih. Begitu kata orang kebanyakan.
Mancak, sebuah wilayah Kecamatan, di bagian barat Serang Banten adalah salah satu kawasan yang memiliki panorama alam menakjubkan. Di Desa Cikedung, tepatnya.
Berbukit dan menggunung. Pohon menjulang dan banyak bebatuan serta sumber mata air pegunungan yang tak pernah berhenti mengalir.
Menyambangi Mancak kian bertambah semangat dan berkeringat dengan Jeep 4 wheel drive (4×4). Orang mungkin sudah mafhum, jika jenis kendaraan ini selalu identik dengan kejantanan. Gagah dan kekar. Macho orang biasa menjulukinya.
Ketangguhannya yang luar biasa membuat Jeep dicitrakan sebagai kendaraan off-road dan touring sehingga identik dengan kaum pria dengan jiwa petualang.
Namun, dibalik penampilannya yang “angker” itu, sebenarnya tersimpan keakraban yang mencair di antara pecinta jenis kendaraan itu.
Pagi itu, Minggu (07/04/2013), cuaca tampak sangat bersahabat. Mendung tipis yang menggelayut langit subuh seakan memayungi perjalanan kru Jeep Club Tangerang (JCT) dan tim Banten Hits.com.
Tepat pukul 08.30 Wib, kami start dari kawasan Kebon Nanas, Kota Tangerang dengan 15 Jeep. Macam-macam jenisnya. Sebut saja Jimny jangkrik, Siera, Long, Hardtop, bahkan CJ 7.
Ada satu yang unik, sang instruktur yang juga maestro Jeep di JCT, Baba Andi-begitu ia biasa disapa-malah mengendarai Jimny Katana.
Rata-rata Jeep yang dipakai untuk menjelajah kawasan Mancak kali ini, Jeep yang sudah dimodifikasi dan memiliki double gardan alias 4×4.
Cuma satu milik Baba Andi yang tidak double gardan. Tapi tak dinyana, kendati tidak 4×4, Jimny Katana yang dikemudikannya melaju sangat kencang. Berkelebatan di sepanjang jalan yang dilewati dengan kecepatan di atas rata-rata. Baik di jalan tol maupun saat memasuki kawasan Mancak yang medannya terbilang cukup sulit.
Perjalanan bertambah seru, ketika rombongan penggila Jeep dari Tigaraksa, Kabupaten Tangerang turut andil dan bergabung dari KM 43 Jalan Tol Tangerang-Merak.
Di sepanjang jalan tol, rombongan touring Jeep ini melaju beriringan. Semua kru tampak begitu bersemangat. Mencair dari kebekuan dan kepenatan rutinitas keseharian.
Jalan tol itu menyisakan kenangan, karena satu persatu ekspresi mereka kita sorot saat mereka tengah berkendara dan tampak gagah sebagai raja jalanan.
Jam di tangan menunjukan 09.30 wib. Siang yang mulai benderang menambah suasana hangat perjalanan. Keluar pintu gerbang tol Serang Timur, rombongan dijemput perwakilan komunitas Jeep Serang. Tancap gas dan mampir di salah satu kantor koran di sana.
Ada kegalauan. Jarum jam yang terus berdetak tak menganal kompromi. Hari semakin siang dan menunggu memang pekerjaan yang membosankan. Belum komplit ketika 15 Jeep lagi akan turut andil. Brieffing sejenak. ceprat-cepret sebentar untuk sekedar kenang-kenangan.
Lalu lintas tiba-tiba berantakan. Saat tengah melaju, putar arah mendadak. Ternyata kesalahpahaman rute tempuh. Jalan pintas menuju arah Anyar disepakati, menuruti saran tuan rumah.
Baru sejenak tancap gas, pedal rem lagi-lagi diinjak. Laju berhenti. Kesalahan teknis terjadi. Tambah angin tekanan ban dan colek-colek spesifikasi mobil.
Tak sabaran. Sebagian rombongan memilih duluan. Dipimpin sang instruktur kawakan, Baba Andi dengan Jimny Katananya yang terus melaju kencang. Namun saking kencangnya, beberapa rombongan malah sempat kehilangan jejak, tersalip kendaraan lain.
Laju jeep bergerak perlahan. Di pinggiran jalan, sekelompok warga dan anak menyodorkan kotak dan cundik meminta uluran tangan. Di seberang terlihat pembangunan rumah ibadah yang belum jadi. Kondisi ini mengingatkan dan membangunkan kesadaran kita tuk saling berbagi.
Rimbun pohon melinjo yang berderet rapi menjadi teman setia mata memandang. Bayangan gunung yang menjulang menambah gagah perjalanan. Berkejaran dan kian terlihat sosoknya.
Sepoi tiupan angin tidak membuat kantuk mata. Kian menanjak, turun dan naik membuat jantung berdetak kencang. Knalpot jeep menderu dan terus memburu ke tempat tujuan……(bersambung)