Banten Hits.com– Kebiasaan Shoping bagi warga di kota besar, tak sekadar kegiatan berbelanja. Shoping buat warga-warga di kota besar, sudah menjadi kegiatan rekreasi. Bagi warga di kota-kota besar macam Jakarta, rekreasi saat ini tak hanya dilakukan dengan menikmati pemandangan atau udara segar, melainkan juga jalan ke mall dengan melihat berbagai macam produk.
Demikian disampaikan ahli perencanaan keuangan Safir Senduk, saat ditemui Banten Hits.com di kantor Safir Senduk dan Rekan di komplek Taman Ubud Indah, Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/5/2013) lalu.
Banten Hits.com– Kebiasaan Shoping bagi warga di kota besar, tak sekadar kegiatan berbelanja. Shoping buat warga-warga di kota besar, sudah menjadi kegiatan rekreasi. Bagi warga di kota-kota besar macam Jakarta, rekreasi saat ini tak hanya dilakukan dengan menikmati pemandangan atau udara segar, melainkan juga jalan ke mall dengan melihat berbagai macam produk.
Demikian disampaikan ahli perencanaan keuangan Safir Senduk, saat ditemui Banten Hits.com di kantor Safir Senduk dan Rekan di komplek Taman Ubud Indah, Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/5/2013) lalu.
“Kalo ada pertanyaan kenapa ibu-ibu senang sekali shoping, karena saat ini shoping sudah menjadi salah satu bentuk rekreasi,”kata Safir Senduk.
Selanjutnya menurut Safir, shoping juga merupakan bentuk konsekuensi dari kenaikan penghasilan. Dengan menaiknya penghasilan, berakibat orang akan gemar mencari barang-barang yang dia butuhkan. Bahkan bukan hanya yang dibutuhkan, melainkan juga yang diinginkan.
“Butuh dan ingin jelas sangat berbeda. Keinginan lebih pada pemuasan hasrat. Salah satu contoh, makan adalah kebutuhan dan makan enak adalah keinginan,” jelas Safir.
Menurut Safir Senduk, kegemaran shoping saat ini, tak hanya digemari oleh kaum ibu-ibu saja. Melainkan, kaum pria pun memiliki kegamaran yang sama terhadap shoping.
Yang menarik, untuk kegiatan shoping ini, kaum pria ataupun wanita, bisa mengalokasikan 50-70 persen penghasilannya untuk kebutuhan shoping.
“Makin tinggi tingkat penghasilan seseorang, maka makin tinggi pula tingkat keinginan seseorang,” terang Safir kembali.
Lalu, sehatkah perilaku dengan kebiasaan shoping, bahkan sampai mengalokasikan setengah lebih dari penghasilannya untuk shoping?
Safir Senduk menjawab, hal tersebut bukan persoalan sehat atau tidak. Melainkan wajar atau tidak. Orang dalam pemenuhan kepuasan batinnya, menurut Safir adalah berbeda-beda. Ada orang yang untuk memenuhi kepuasan batinnya dengan berjalan-jalan di mall.
“Kepuasan batin manusia lainnya, bisa dengan shoping,” tuturnya.
Kebiasaan tersebut menurut Safir adalah sebuah kewajaran, tinggal tergantung bagaimana mereka melakukan pembatasan. (Rus)