Kemeriahan Melestarikan Tradisi “Pecun”

Date:

Banten Hits.com – Phe Tjoen (Pecun) yang merupakan tradisi etnis Tionghoa Tangerang, Selasa malam (11/06) kembali dirayakan.

Puncak perayaan dilakukan dengan memandikan perahu yang sudah berumur ratusan tahun yang selama ini tersimpan di Vihara Kong Cho, Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang.

Perayaan ini sendiri berlangsung meriah dan disaksikan ratusan warga Tionghoa yang datang dari berbagai penjuru Tangerang dan sekitarnya.

Banten Hits.com – Phe Tjoen (Pecun) yang merupakan tradisi etnis Tionghoa Tangerang, Selasa malam (11/06) kembali dirayakan.

Puncak perayaan dilakukan dengan memandikan perahu yang sudah berumur ratusan tahun yang selama ini tersimpan di Vihara Kong Cho, Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang.

Perayaan ini sendiri berlangsung meriah dan disaksikan ratusan warga Tionghoa yang datang dari berbagai penjuru Tangerang dan sekitarnya.

Dalam tradisi ini, pecun merupakan upacara pencarian dengan menggunakan perahu. Perayaan tradisi ini dikaitkan dengan penghormatan terhadap Khut Gwan, seorang tokoh Tionghoa dan perdana menteri yang sangat berpengaruh. 

Dalam sejarah, Khut Gwan menjatuhkan diri ke dalam sungai, setelah mendengar berita hancurnya ibu kota Cho, tempat Klenteng Bio diserbu orang Chien.

Ratusan perahu sempat mencari keberadaan Khut Gwan yang menceburkan diri ke dalam sungai, namun sang tokoh tersebut tidak pernah ditemukan.

“Dari situlah warga Tionghoa selalu mengadakan pesta perahu atau memandikan perahu setiap tahun sekali di bulan Juni dengan waktu yang tidak bisa ditentukan,” tutur Rudy A Kuhu, pengurus Vihara Kong Cho kepada Banten Hits.com.

Prosesi pemandian Pecun sendiri baru berlangsung pada pukul 24.00 wib dan berlangsung khidmat dengan disaksikan ratusan warga etnis Tionghoa.

Banyak warga Tionghoa yang berebut air bekas yang digunakan untuk memandikan Pecun. Mereka memercayai, air bekas pemandian Pecun bisa membawa berkah.

Linda Chandra (42), salah seorang warga mengaku sengaja datang bersama keluarganya untuk menghadiri peringatan Pecun.

Dengan datang secara langsung, dirinya berharap perayaan tradisi tersebut bisa menjadikan hidupnya berkah. Selain itu rumah tangganya juga bisa kokoh dan langgeng.

“Air bekas pemandian perahu tersebut, bisa menjadikan rezeki terus mengalir. Ibarat seperti perahu di bawah arus sungai,” ungkap Linda.

Selain menampilkan kesenian tradisional Tionghoa, seperti barongsai dan liong, dalam perayaan Pecun terdapat pula penampilan tradisi Betawi, yakni menari atau ngibing diiringi musik gambang kromong.

Tujuan perayaan ini sendiri adalah untuk melestarikan nilai-nilai tradisi, seni dan budaya multikultur yang ada di Kota Tangerang, Banten. (Taufik)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...