Warga Anggrek Loka Tolak Kosan WNA

Date:

Banten Hits.com– Warga perumahan Anggrek Loka, Bumi Serpong Damai (BSD) menolak pengalihan rumah tinggal di kawasan mereka untuk dijadikan tempat kos-kosan. Penolakan warga tersebut dituangkan dalam spanduk besar yang terpasang di gerbang pintu masuk komplek tersebut.

Penolakan yang dilakukan warga tersebut dilatarbelakangi perilaku warga negara asing (WNA) penghuni kosan yang kerap meresahkan masyarakat sekitar. Warga menuding, broker perumahan disinyalir sebagai dalang menjamurnya kosan di wilayah elit tersebut.

Banten Hits.com– Warga perumahan Anggrek Loka, Bumi Serpong Damai (BSD) menolak pengalihan rumah tinggal di kawasan mereka untuk dijadikan tempat kos-kosan. Penolakan warga tersebut dituangkan dalam spanduk besar yang terpasang di gerbang pintu masuk komplek tersebut.

Penolakan yang dilakukan warga tersebut dilatarbelakangi perilaku warga negara asing (WNA) penghuni kosan yang kerap meresahkan masyarakat sekitar. Warga menuding, broker perumahan disinyalir sebagai dalang menjamurnya kosan di wilayah elit tersebut.

Dikatakan Dewi Arief, istri dari Ketua RW 15, RT 01 Perumahan Anggrek Loka, Sektor II.3, BSD, dari sekitar 100 rumah yang sudah ditempati pemiliknya, ada 25 rumah yang dialihfungsikan sebagai kosan.

“Ya. Dan itu sudah berlangsung sejak 2004, ketika kawasan bisnis dan ekonomi di sekitar sini tumbuh,” ujarnya.

Awalnya, ujar Dewi, hanya ada sekitar dua rumah saja yang letaknya di depan gerbang komplek perumahan yang dialihfungsikan sebagai kosan, namun semakin ke sini, rumah banyak dijadikan kosan. Sehingga, warga yang menyewa kamar atau ngekos di beberapa rumah, kurang terkendali atau semakin banyak saja pendatang baru.Bahkan ada WNA asal Afrika yang ngekos di wilayahnya.

“Yang membuat resah, mereka tidak kenal waktu kalau keluar malam. Misalnya mencari makan atau sekadar jalan-jalan. Belum lagi, beberapa di antara mereka ada yang mengganggu warga ketika melintas,” katanya.

Bahkan pernah ada seorang penghuni kos yang membawa simpanan atau istri orang di dalam kamarnya, ada pula yang membuat keributan. Belum lagi ketika para penghuni kosan yang suka membawa teman dengan jumlah yang banyak ke kamar mereka, sehingga membuat kegaduhan saat jam istirahat warga.

“Makanya, kami menolak keras bertambahnya jumlah kos-kosan di kawasan kami. Yang sudah ada kami izinkan, tapi ada peraturan yang sangat ketat untuk mengikat mereka,” tutur Dewi.

Selain WNA, penghuni kosan di kompleknya ada pula pegawai yang kerja di sekitar Anggrek Loka dan mahasiswa yang kuliah tak jauh dari perumahan mewah tersebut.

Meski warga sudah melakukan penolakan, ternyata masih ada saja penyedia jasa jual beli rumah atau broker yang mempromosikan rumah di komplek tersebut untuk dijadikan kos-kosan. Makanya masih ada pendatang yang masih nekad membeli rumah di kawasan tersebut untuk dijadikan kos-kosan.

“Ya tentu langsung kami tegur, langsung ada penolakan dari warga. Broker yang pegawainya tinggal di komplek kami juga sudah kami ingatkan, kalau di wilayah ini sudah tidak boleh adanya pengalihan rumah tinggal jadi kosan,” ungkap Dewi.

Sementara itu, saat mencoba mengonfirmasi adanya penolakan warga tersebut, tidak ada satupun pemilik kosan yang ada di tempat. Bahkan Amin, salah seorang penjaga kosan yang juga berprofesi sebagai asisten rumah tangga mengatakan, penolakan warga tersebut hanya berpengaruh pada penertiban penghuni kosan saja.

“Dari penghuni campuran boleh diisi pria wanita kini hanya dihuni pria saja,” ujarnya.

Untuk biaya sewa kamar ukuran 4×3 meter dengan kamar mandi di dalam, penghuni ditarif Rp 1.500.000 – Rp 1.750.000.

“Fasilitas lengkap, memang tergolong murah. Kalau di depan sana bisa dua hingga Rp 2,5 jutaan perbulannya,” kata Amin.

Selain adanya penolakan dari warga Anggrek Loka, Sektor II.3, ternyata Anggrek Loka di Sektor II.1 dan II.2 juga melakukan penolakan yang sama.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jumat Curhat Polda Metro Jaya di Legok; Cara Humanis Polsek Legok Ciptakan Kamtibmas dan Dekatkan Diri ke Warga

Berita Tangerang - Kejahatan jalanan dan kenakalan remaja menjadi...

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Digugat Warga dan ‘Diminta’ Pengembang, Bagaimana Nasib 24 Aset Milik Pemkab Tangerang Sekarang?

Berita Tangerang - Sedikitnya 24 aset Pemkab Tangerang saat...