Provinsi Banten kaya dengan nilai seni dan budaya. Selain seni debus yang merupakan kesenian khas, Provinsi Banten juga memiliki golok Ciomas. Berbagai studi tentang golok Ciomas ini, sudah dilakukan di mancanegara.
Dalam rubrik Babad Banten kali ini, redaksi Banten Hits akan menyajikan informasi seputar golok Ciomas. Laporan tentang golok Ciomas ini bersumber pada penelusuran di berbagai situs internet.
Dalam situs www.golokciomas.com disebutkan, jika merujuk pada riwayat yang berkembang di masyarakat, menunjukan bahwa munculnya golok Ciomas ada pakuat pakaitna (keterkaitan) dengan perkembangan Kesultanan Banten itu sendiri. Golok adalah sejenis senjata yang banyak digunakan pada masa lalu, termasuk ketika melawan penjajah.
Sumber lainnya menyebutkan, golok ini tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang, karena dalam pembuatannya tidak sembarangan.
Golok ciomas hanya dibuat pada bulan Mulud, yaitu bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah. Pembuatan golok ini tidak seperti pembuatan golok biasa harus melewat tahapan ritual dan penempatan besi oleh godam yang diberi nama si Denok.
Palu besar bernama Si Denok inilah yang diyakini sebagai warisan dari Ki Cenguk, leluhur yang pertama kali membuat golok ciomas pada jaman kerajaan Islam Banten. Si Denok merupakan hadiah dari Sultan Banten.
Ciomas sendiri merupakan nama sebuah tempat yang berjarak sekitar 20 KM ke arash selatan Kota Serang, Provinsi Banten. Tempat ini sejak lama sudah dikenal memiliki sebuah tradisi pembuatan golok yang khusus.
“Sama halnya dengan Kris di Jawa, golok Ciomas diyakini memiliki nilai mistis. Banyak yang mempercayai bahwa golok Ciomas sangat ampuh untuk ‘menaklukan’ musuh,” tulis www.golokciomas.com.
Tapi pengertian “menaklukan” tidak berarti golok itu digunakan untuk menyakiti fisik musuh. Bahkan kadang musuh bisa “ditaklukan” tanpa harus mengeluarkan golok dari serungnya.
Tak hanya itu, konon katanya, jika ada orang yang memiliki golok Ciomas datang ke tempat yang tengah terjadi perselisihan, maka perselisihan akan redam begitu saja.
Ada juga keistimewaan dari segi fungsi. Konon, karena dibuat secara khusus, kulit yang terluka oleh golok Ciomas, sedikit saja, akan sukar sekali sembuh. Bahkan kalau disayatkan ke pohon pisang muda, pohon itu akan membusuk dan mati.
Padahal pohon pisang, selain karena penyakit, biasanya tidak akan mati sebelum berbuah. Sehingga dikenal falsafah pisang yang menyebut pohon itu tidak mati sebelum memberi arti bagi kehidupan lainnya. Ditebang berkali- kali dengan golok biasa, pohon pisang akan hidup dan muncul pucuk baru. Begitu seterusnya, sampai ia berbuah. Setelah berbuah pasti akan mati.
Lain halnya apabila terkena golok Ciomas, jangankan ditebang, tersayat saja akan menyebabkan pohon pisang itu mati dan membusuk. Seolah Golok itu memiliki racun yang maha dahsyat yang merupakan buatan mpu yang sakti yang juga seorang ahli metalurgi yang mumpuni. Tak ubahnya kisah dibuku- buku cerita masa silam. Keyakinan itu berkembang begitu luas di masyarakat. Adapun kebenarannya, wallahualambishawab…(Rus)