Dunia Anak Terancam “Tenggelam”

Date:

Banten Hits.com – Salah satu ancaman terbesar tenggelamnya dunia anak adalah mulai terkikisnya atau bahkan hilangnya permainan tradisional. Pembangunan dunia baru saat ini juga akhirnya tidak bisa dipungkiri sudah merubah tatanan sosial kehidupan bermasyarakat.

“Berbicara di Kabupaten Lebak saja dulu. Permainan engkle, enggel, gobang sodor, oray-orayan, bekel, congklak dan benteng-bentengan yang dulu masih bisa kita nikmati keeksotikannya saat ini sudah mulai hilang dan jarang kita menemui. Padahal, oleh sebagian dari kita dan orang-orang diatas kita merupakan suatu hal yang sangat dirindukan,” kata Rela Mutiara, pengurus Kohati HMI Setia Budhi Rangkasbitung, kepada Bantenhits.com, Sabtu (22/2/2014), saat ditemui disalah satu rumah makan di bilangan Kota Rangkasbitung.

Banten Hits.com – Salah satu ancaman terbesar tenggelamnya dunia anak adalah mulai terkikisnya atau bahkan hilangnya permainan tradisional. Pembangunan dunia baru saat ini juga akhirnya tidak bisa dipungkiri sudah merubah tatanan sosial kehidupan bermasyarakat.

“Berbicara di Kabupaten Lebak saja dulu. Permainan engkle, enggel, gobang sodor, oray-orayan, bekel, congklak dan benteng-bentengan yang dulu masih bisa kita nikmati keeksotikannya saat ini sudah mulai hilang dan jarang kita menemui. Padahal, oleh sebagian dari kita dan orang-orang diatas kita merupakan suatu hal yang sangat dirindukan,” kata Rela Mutiara, pengurus Kohati HMI Setia Budhi Rangkasbitung, kepada Bantenhits.com, Sabtu (22/2/2014), saat ditemui disalah satu rumah makan di bilangan Kota Rangkasbitung.

Rela mengatakan, bukan hanya permainan tradisonal yang mulai hilang, dongeng atau kisah dan legenda-legenda yang dulu sangat tidak asing ditelinga, saat ini bukan tidak mungkin oleh sebagian anak sudah tidak dikenal. Sebut saja dongeng si kancil, legenda sangkuriang, atau bahkan kisah bawang merah-bawang putih, hingga kisah 25 Nabi.

“Ada hal yang harusnya kita perhatikan secara bersama sejalan dengan hilangnya permainan tradisional, tentunya lagi-lagi saya berbicara di Kabupaten Lebak saja dulu. Wajah anak di Kabupaten Lebak sudah berubah menjadi wajah dewasa yang belum pada masanya, Ya, kedewasaan berpikir memang suatu keharusan yang wajib dimiliki pada diri setiap anak, Tapi kadang, pola prilaku mereka mengarah kearah yang begitu prontal,” jelasnya.

Menurut Rela, kondisi tersebut memang tidak akan bisa jika dilihat hanya secara sekilas, dibutuhkan telaah dan teliti secara bersama untuk menguji benar atau tidaknya kondisi tersebut.

“Tapi, secara kasat mata kita bisa melihat bahwa keberadaan anak dan dunia mereka di Kabupaten Lebak saat ini sudah mulai tenggelam eksistensinya,” ucap wanita yang akrab disapa Yunda Rela ini. (Riani)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Cantik tapi Tetap Syar’i? Mulailah Koleksi Karya-karya Dwi Hapsari Ini!

Berita Tangerang - Bisa terlihat cantik dan syar'i merupakan...

15 Kedai Lokal Siap Unjuk Gigi di Festival Kopi Kabupaten Lebak 14-18 Desember 2022

Berita Lebak - Lebak Ekonomi Kreatif (Leekraf) menggelar festival...

Pakai Trail Kuning, Ini Aksi Eksentrik Sachrudin ‘Nyoride’ bareng Penghobi Motor di Kota Tangerang

Tangerang - Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berkesempatan turun...

Restoran Dinasty Berganti Nama Star Kitchen Celcius; Tak Ada Alkohol, yang Ada Makan Sepuasnya!

Cilegon - Restoran Dynasty yang berlokasi di Jalan Sultan...