Jika Anda hendak melakukan perjalanan menuju pulau Sumatera dengan menggunakan alat transportasi laut, Anda akan menyaksikan tontonan atraktif dari sejumlah anak-anak saat kapal Anda bersandar di Pelabuhan Merak.
Puluhan anak-anak ini terjun dari atas kapal dengan ketinggian di atas 20 meter lebih ke dalam permukaan laut. Tak cukup dengan itu, mereka kemudian menyelam di dalam laut tanpa peralatan memadai selama hampir 45 menit lamanya.
Anak-anak itu disebut anak koin. Hampir di setiap pelabuhan–tak terkecuali di Pelabuhan Merak–mereka akan dengan mudah kita jumpai. Yang mereka lakukan hanyalah untuk mendapatkan sejumlah uang yang dilemparkan penumpang kapal ferry ke dalam lautan.
Aksi atraktif yang membahayakan ini, menjadi tontonan menarik bagai para penumpang kapal ferry, sebelum kapal mereka berangkat ke tempat tujuan.
Dari puluhan anak koin itu, Hilda, anak perempuan berusia 13 tahun adalah salah satunya. Hilda yang tinggal di Merak, merupakan satu-satunya anak perempuan dari puluhan anak koin yang ada di Pelabuhan Merak.
Meskipun nyawa menjadi taruhannya, namun Hilda sudah menyingkirkan rasa takut itu supaya menjadi halangan dalam melakukan aktivitas memungut koin di dalam lautan.
Hilda mengaku, aksi nekat yang mempertaruhkan nyawa itu terpaksa dilakukan untuk mendapatkan uang jajan sehari-hari.
“Awalnya memang takut. Namun lama-lama rasa takut itupun hilang dengan sendirinya,” ujar Hilda.
Anak perempuan yang diketahui putus sekolah hingga sekolah dasar ini menambahkan, dirinya mencari uang dengan cara terjun dari atas kapal mulai pagi hari sampai sore hari.
Dari aksi nekat itu, Hilda mendapatkan penghasilan mencapai puluhan ribu bahkan hingga ratusan ribu rupiah setiap harinya.
“Dari jam 8 sampe jam 6 sore kerjanya. Biasanya sih dapetnya sampai lebih dari seratus ribu dalam satu hari,” ucap Hilda.
Apa yang dilakukan oleh anak-anak koin ini sebetulnya adalah aktivitas terlarang. Pihak ASDP Indonesia Ferry cabang Merak sudah menetapkan zona tersebut sebagai zona terlarang.
Namun, meski sudah dinyatakan sebagai zona terlarang dan berisiko tinggi, namun jumlah anak koin justru terus bertambah. Terlebih jika memasuki musim liburan tiba. Mereka secara sembunyi-sembunyi tetap menggelar aktivitas berbahaya itu di pelabuhan.
Menyikapi hal ini, pihak ASDP Indonesia Ferry cabang Merak sudah berulang kali melakukan teguran kepada anak koin tersebut. Namun teguran tersebut tidak diindahkan oleh para anak koin.
“Kami sering memeringatkan bahkan melarang anak-anak koin melakukan aktivitasnya di pelabuhan. Namum tetap saja membandel,” kata Mario S Utomo, Humas ASDP Indonesia Ferry cabang Merak.(Rus)