Wisatawan Asing Bicara Pedagang Asongan dan Calo Angkot di Banten

Date:

“If they are not happy, they will not recomend anybody to come to Banten(Kalau wisatawan tidak senang, mereka tidak akan merekomendasikan siapapun untuk datang ke Banten).”

Pernyataan tersebut diungkapkan Šárka Srpková, mahasiswi jurusan Pedagogy salahsatu universitas di Praha, Republik Ceko, saat tengah berkunjung ke Pantai Carita, Jumat (09/05/2014). Srpková datang ke Pantai Carita bersama teman lelakinya, Tomáš Srpek, seorang mekanik mesin truck dan kendaraan bermotor.

“If they are not happy, they will not recomend anybody to come to Banten(Kalau wisatawan tidak senang, mereka tidak akan merekomendasikan siapapun untuk datang ke Banten).”

Pernyataan tersebut diungkapkan Šárka Srpková, mahasiswi jurusan Pedagogy salahsatu universitas di Praha, Republik Ceko, saat tengah berkunjung ke Pantai Carita, Jumat (09/05/2014). Srpková datang ke Pantai Carita bersama teman lelakinya, Tomáš Srpek, seorang mekanik mesin truck dan kendaraan bermotor.
Sepasang manusia dari ras Kaukasian ini ditemui Banten Hits.com saat tengah bergandengan tangan di jalanan kawasan Pantai Carita. Kehadiran wisatawan asing di Pantai Carita beberapa puluh tahun ke belakang ini merupakan sesuatu yang langka. Itu berbeda dengan era tahun 80-an di mana pelaku pariwisata Pantai Carita disibukan dengan banyaknya wisatawan berkulit putih yang bertamu.

Banten Hits.com yang penasaran dengan kehadiran dua turis tersebut menyapa dan berbincang-bincang, mencari tahu apa yang mereka cari di Pantai Carita.

Kedua warga negara Republik Ceko ini, merencanakan perjalanan ke Gunung Krakatau dan Ujung Kulon. Untuk memulai percakapan, Banten Hits.com menyodorkan  “Kopi Angkot” di salahsatu warung pinggir jalan untuk menjalin keakraban. Mereka mengaku suka dengan rasa khas kopi Banten tersebut, jika dibandingkan dengan kopi lain yang pernah mereka rasakan. Soal rasa, yang paling mendekati adalah Kopi Turki, tapi rasa Kopi Angkot lebih baik.

Mereka memulai cerita ketika menginjakan kaki di Bandara Soekarno-Hatta jum’at (09/05/2014) siang.  Dari Bandara Soekarno – Hatta mereka menggunakan taksi sampai Terminal Kali Deres, lalu menumpang bis Murni sampai Labuan. Perjalanan dilanjutkan dengan naik angkot sampai pantai Carita.

Dua perjalanan terakhir inilah yang menyisakan pengalaman tidak menyenangkan bagi mereka. Para pedagang asongan  memaksa mereka untuk membeli barang dagangan mereka. Selain itu, “sambutan” para calo ketika mereka turun untuk berganti kendaraan sangat mengganggu kenyamanan berwisata.

“Maybe they think we are rich people,” (mungkin mereka pikir kami orang kaya),” keluh Šárka.

Šárka berpendapat, perilaku masyarakat lokal terhadap turis sangat penting bagi perkembangan bisnis pariwisata di Banten, setiap wisatawan yang merasa senang dengan pengalamannya akan merekomendasikan kepada wisatawan lain untuk datang ke Banten.

Pasangan yang akan melanjutkan perjalananya menuju Pangandaran, Bali, dan Lombok sebelum kembali ke Eropa tersebut, berharap sisa petualangan mereka di tempat-tempat yang akan mereka kunjungi lebih berarti.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Cantik tapi Tetap Syar’i? Mulailah Koleksi Karya-karya Dwi Hapsari Ini!

Berita Tangerang - Bisa terlihat cantik dan syar'i merupakan...

15 Kedai Lokal Siap Unjuk Gigi di Festival Kopi Kabupaten Lebak 14-18 Desember 2022

Berita Lebak - Lebak Ekonomi Kreatif (Leekraf) menggelar festival...

Pakai Trail Kuning, Ini Aksi Eksentrik Sachrudin ‘Nyoride’ bareng Penghobi Motor di Kota Tangerang

Tangerang - Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berkesempatan turun...

Restoran Dinasty Berganti Nama Star Kitchen Celcius; Tak Ada Alkohol, yang Ada Makan Sepuasnya!

Cilegon - Restoran Dynasty yang berlokasi di Jalan Sultan...