Banten Hits.com – Tim sukses dan saksi Prabowo-Hatta menolak hasil pleno rekapitulasi suara pilpres yang dilakukan KPU Kota Tangsel, Kamis (17/07/2014). Mereka bahkan meminta supaya KPU Kota Tangsel menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di Kota Tangsel.
Salah seorang tim pemenangan Prabowo-Hatta Muhammad Lutfi mengatakan, tuntutan PSU tersebut jelas beralasan kuat. Pihaknya menilai ada kecurangan yang terstruktur, masif, dan terorganisasi di tataran daftar pemilih kota Tangsel.
Banten Hits.com – Tim sukses dan saksi Prabowo-Hatta menolak hasil pleno rekapitulasi suara pilpres yang dilakukan KPU Kota Tangsel, Kamis (17/07/2014). Mereka bahkan meminta supaya KPU Kota Tangsel menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di Kota Tangsel.
Salah seorang tim pemenangan Prabowo-Hatta Muhammad Lutfi mengatakan, tuntutan PSU tersebut jelas beralasan kuat. Pihaknya menilai ada kecurangan yang terstruktur, masif, dan terorganisasi di tataran daftar pemilih kota Tangsel.
Lutfi menyebut, salah satu kejanggalan ada pada daftar pemilih khusus tambahan (DPKT) atau pemilih yang menggunakan Kartu Tanda penduduk (KTP) pada saat pencoblosan. Dari data yang dimilikinya, sebanyak 45 ribu lebih pemilih yang masuk ke DPKTb.
“Artinya satu TPS bisa mencapai lebih dari 40 orang pemilih yang menggunakan KTP, ini jelas janggal. Kenapa pemilih sebanyak ini tidak masuk ke DPT atau DPT Khusus,” jelasnya.
Lutfi mengatakan, pemilih yang menggunakan KTP itu pun banyak yang alamat di KTP pemilih tersebut tidak sesuai dengan lokasi TPS tempat mencoblos.
“Jelas hasil ini cacat hukum, kami dengan tegas menolak hasil pleno ini,” pungkasnya.
Lutfi juga menegaskan, semua temuan pihaknya telah dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tangsel.
Hasil rekapitulasi KPU Kota Tangsel memutuskan, pasangan capres dan cawapres Jokowi- Jusuf Kalla (JK) unggul perolehan suara sebanyak 359.788 atau sebanyak 52%. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa memperoleh hasil 336.141 atau sebanyak 48% dari total daftar pemilih tetap 1.017.199.(Rus)
