Banten Hits – Pengamat ekonomi universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Boyke Pribadi heran soal laporan keuangan BUMD PT Banten Global Development (BGD) yang merugi hingga mencapai Rp 20,3 Miliar.
“Dimodalin pemerintah, punya akses banyak, didukung kekuasaan pemprov, tapi rugi? Halooooo,” ungkapnya penuh keheranan saat diminta tanggapan, Rabu (08/4/2015).
Menurutnya, PT BGD harus melakukan upaya untuk bisa menagih tujuh kerja sama operasi (KSO) yang mengakibatkan kerugian hingga Rp 20,3 Miliar. Jika BGD bisa menagih dan dimasukan ke kas perusahaan, menurutnya tidak ada alasan PT BGD merugi. “Harus bisa dipastikan bisa ditagih atau tidak,” ujarnya.
Meski demikian, Boyke mengaku terkejut atas laporan keuangan yang menyebutkan PT BGD merugi hingga 20,3 Miliar. Pasalnya PT BGD memperoleh modal sebesar Rp 300 Miliar dari Pemprop Banten.
“Dengan modal sebesar itu, seharusnya PT BGD sudah bisa menyumbang APBD untuk Banten. Kalau kerugian satu miliar untuk operasional seperti gaji misalnya masih wajar, tetapi jika sampai dua puluh miliar itu dahsyat,” ujarnya lagi.
(BACA JUGA: PT. BGD Ditargetkan Sumbang PAD Sebesar Rp3 Trilyun)
Menurutnya, logika membangun sebuah perusahaan adalah untuk mencari keuntungan. “Dengan kucuran dana APBD sebesar itu, seandainya PT BGD tidak melakukan apapun, dan uangnya didiamkan dalam deposito saja, sudah pasti untung,” tegasnya. (Uud)
 Serang, Boyke Pribadi heran soal laporan keuangan BUMD PT Banten Global Development (BGD) yang merugi hingga mencapai Rp 20,3 Miliar. ){kind=link}