Ternyata Sudah Dua Tahun Jalur Seba Baduy Dibelokkan dari Jalur Semestinya

Date:

Ritual Seba Baduy merupakan ritual tahunan yang dilakukan masyarakat Baduy sebagai rasa syukur dan penghormatan terhadap pimpinan pemerintahan di wilayah mereka tinggal, yang mereka sebut Bapak Gede (Gubernur Banten). Dalam Seba Baduy, masyarakat Baduy akan berjalan kaki dari tempat mereka tinggal ke pusat pemerintahan melalui jalur yang telah ditetapkan leluhur mereka.

Ritual Seba Baduy merupakan ritual tahunan yang dilakukan masyarakat Baduy sebagai rasa syukur dan penghormatan terhadap pimpinan pemerintahan di wilayah mereka tinggal, yang mereka sebut Bapak Gede (Gubernur Banten). Dalam Seba Baduy, masyarakat Baduy akan berjalan kaki dari tempat mereka tinggal ke pusat pemerintahan melalui jalur yang telah ditetapkan leluhur mereka.

Namun ternyata, ritual tahunan masyarakat Baduy yang sudah mereka lakukan sejak zaman leluhurnya itu, dua tahun ke belakang ini oleh Pemerintah Provinsi Banten jalurnya dibelokkan dan tidak melalui jalur yang semestinya harus dilalui masyarakat Baduy.

Padahal, dalam adat Baduy dikenal sebauh filosofi, “Lojor teu meunang diteuk-teuk, pendek teu meunang disambung,” (Panjang tak boleh dipotong, pendek takboleh disambung).

Setelah menyadarai kekeliruan tersebut, menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Pemprov Banten Yemmelia, pihaknya akan mengembalikan kembali jalur Seba Baduy yang akan ditempuh warga Baduy ke jalur yang semestinya.

“Jalurnya sekarang dikembalikan atas hasil musyawarah dengan pihak kokolotan (tetua adat) belum lama ini, ternyata menurut kepercayaan mereka menempuh jalur yang berbelok dari yang biasa ditempuh leluhur tidak boleh dilakukan,” terang Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Pemprov Banten Yemmelia, Rabu (15/04/2015).

Biasanya masyarakat Baduy ketika memasuki Kota Serang melalui jalur petir langsung tembus ke jl Bhayangkara, dari jalan tersebut memasuki jl Jend Soedirman, kemudian berturut-turut Jl Jend A Yani dan Jl Veteran menuju eks Pendopo Gubernur Jl Brigjen KH Syam’un, namun dua tahun belakangan dibelokan ke Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.

“Mereka akan transit di stadion Maulanan Yusuf sebelum melakukan acara puncak di pendopo lama, dua tahun belakangan itu semata-mata untuk memberitahukan kepada suku Baduy bahwa pusat pemerintahan sudah pindah ke KP3B saja,” jelasnya.

Ada 5 tempat yang akan dikunjungi dalam ritual tersebut. Pertama, orang-orang Sunda Wiwitan itu akan berangkat dari tanah air mereka tanggal 23 April menuju kecamatan Leuwi Damar. Lanjut Pendopo Kab Lebak pada 24 April, dan bermalam disana, keesokan harinya ke Pendopo Kab Pandeglang, sebelum menghadap Bapa Gede (Rano Karno). Usai acara puncak, mereka akan menghadap Bupati Pandeglang selaku pemilik wilayah.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...