Banten Hits.com – Harga gas elpiji 3 kilogram (Kg) di Kabupaten Lebak dirasa masih sangat mahal dan memberatkan masyarakat, terutama bagi warga yang memang sangat bergantung kepada gas 3 Kg tersebut untuk memenuhi kebutuhan memasak.
Di Kecamatan Cilograng, harga ‘Si Melon’ ditingkat eceran dijual antara Rp25-Rp27 ribu, sedangkan, di sub agen harganya berkisar Rp19-20 ribu dengan kondisi yang sulit didapatkan.
Banten Hits.com – Harga gas elpiji 3 kilogram (Kg) di Kabupaten Lebak dirasa masih sangat mahal dan memberatkan masyarakat, terutama bagi warga yang memang sangat bergantung kepada gas 3 Kg tersebut untuk memenuhi kebutuhan memasak.
Di Kecamatan Cilograng, harga ‘Si Melon’ ditingkat eceran dijual antara Rp25-Rp27 ribu, sedangkan, di sub agen harganya berkisar Rp19-20 ribu dengan kondisi yang sulit didapatkan.
“Mahalnya harga gas 3 Kg bukan kali ini saja terjadi, tapi terus saja berulang,” kata Ketua Perhimpunan Muda Cilograng (PMC), Yana Musalev, Sabtu (18/4/2015).
Menurutnya, mahalnya harga gas 3 Kg tersebut juga tidak terlepas dari peran Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindeg) yang dianggap tak mampu mengawal Harge Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.
“Katanya sudah banyak yang dilakukan dengan memanggil, sampai menindak, tapi semuanya cuma disampaikan saja tanpa ada tindakan tegas,” ujarnya.
Kondisi tersebut, kata dia, membuktikan kurang optimalnya kinerja Dinas dan pihak terkait. Akibatnya, warga sebagai konsumen pun dirugikan lantaran mahalnya harga gas yang tidak sesuai dengan HET.
Sementara itu, Midah, warga Desa Cikamunding, Kecamatan Cilograng, mengeluhkan kondisi tersebut. Selain harga yang mahal, gas elpiji 3 Kg juga tak jarang sulit ia dapatkan. Ia berharap, Pemerintah bisa benar-benar mengatasi masalah tersebut.
“Gas 3 Kg ini kan emang benar-benar kita butuhin buat masak sehari-hari. Mau beli yang besar kan enggak kebeli. Kalau mahal dan susah dapatnya kan repot juga,” keluhnya. (Uud)