Ritual Seba Baduy Tanpa Tarian dan Nyanyian

Date:

Sejak Kamis (23/4/2015), ritual tradisi “Seba Baduy” kembali dihelat. Sekitar 2000 warga Baduy “turun gunung” untuk melaksanakan amanat leluhur mereka menjalin silaturahim kepada penguasa daerah. 

Dalam hajat tahunan ini, warga Baduy akan melaporkan tentang lingkungan dan mempersembahkan hasil panen sebagai bukti kesetiaan mereka terhadap Pemerintah Banten.

Sejak Kamis (23/4/2015), ritual tradisi “Seba Baduy” kembali dihelat. Sekitar 2000 warga Baduy “turun gunung” untuk melaksanakan amanat leluhur mereka menjalin silaturahim kepada penguasa daerah. 

Dalam hajat tahunan ini, warga Baduy akan melaporkan tentang lingkungan dan mempersembahkan hasil panen sebagai bukti kesetiaan mereka terhadap Pemerintah Banten.

Wartawan Banten Hits.com Dian Sucitra yang meliput langsung prosesi ritual ini melaporkan, pada malam menjelang keberangkatan seluruh masyarakat peserta Seba terlebih dahulu  berkumpul di kampung terluar, Baduy Luar, yaitu kampung Kaduketug dan sekitarnya.

Biasanya ada dua ritual yang menjadi tradisi malam menjelang keberangkatan. Pertama nyanyian dan tari-tarian, kedua memohon restu para leluhur atau ritual do’a agar misi Seba Baduy tercapai.

Namun dari pantauan, pada prosesi ritual menjelang keberangkatan tradisi nyanyian dan tari-tarian tidak jadi dimainkan. 

Alat musik tradisional yang disimpan di kampung lebih dalam, tidak dibawa karena hujan yang mengguyur tanah adat sejak pagi.

Satria Sunda Wiwitan yang mendampingi Banten Hits.com menghadap Jaro Saija di Kampung tersebut mengatakan, tari-tarian dan nyanyian sifatnya hanya hiburan semata untuk menghabiskan waktu dengan keriangan.

“Jadi tidak wajib, yang wajib adalah  ritual memohon restu dari leluhur,” jelasnya.

Sementara itu saat berlangsungnya prosesi ritual do’a, harus steril dari para pendatang. 

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Provinsi Banten Ali Fadilah mengatakan Seba Baduy tahun ini, warga yang menjadi peserta tidak singgah ke kantornya.

“Tahun ini ritual tahunan warga baduy dalam dan luar ini, tidak akan singgah ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. Begitu masuk di Kota Serang, mereka langsung diarahkan ke Jalan Bhayangkara dan transit di Stadion Maulana Yusuf Ciceri. Selanjutnya Seba di Eks Pendopo Gubernur Banten di Jalan Brigjen KH Syam’un,” papar Ali.

“Kalau tahun lalu kan, mereka dimampirkan ke KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten), sebagai perkenalanlah,” sambungnya.

Menurut Ali ritual Seba tersebut merupakan sebagai penutup dari rangaian sebelumnya, yakni berupa Kawalu dengan menjalankan puasa selama tiga bulan dan menutup diri dari warga luar Baduy.(Rus)

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...