Banten Hits – Suhendra, seorang pembaca Radar Banten, sebuah korban besar ternama di Banten, meminta supaya koran tersebut menghapus rubrik Love Story karena dinilai tidak mendidik pembacanya.
Suhendar yang juga merupakan seorang guru mengungkapkan,rubrik Love Story yang dinyatakan seratus persen nyata tersebut, ternyata dibaca oleh siswa di sekolahnya. Setelah membacanya, sang siwa kemudian mempertanyakan kepadanya selaku guru.
“Sebagai seorang guru, saya tidak setuju dengan adanya kolom Love Story di Koran Radar Banten. Menurut saya, isi dan gambar di koran tersebut sedikit berbau vulgar dan tidak sesuai dengan adat ‘ke-Banten-an’ apalagi dibaca oleh orang di bawah umur,” tulisnya dalam web pribadinya yang Banten Hits baca, Rabu (20/5/2015).
Suhendar juga mengungkapkan, nyaris saban hari membaca koran tersebut karena senang bisa mendapatkan informasi terkini dari Radar Banten.Namun demikian, akhir-akhir ini merasa kurang nyaman setelah hadirnya rubrik Love Story.
Bacaan yang ada dalam rubrik itu, kata Suhendar, dapat mengotori otak anak dan remaja di Banten.
“Tentu Anda tidak mau anak atau adik Anda juga otaknya terkotori oleh hal-hal yang tidak pantas. Jangan sampai otak mereka menjadi perpustakaan kotor,” tambahnya.
Suhendra meyakini manajemen koran Radar Banten tidak mau merusak otak generasi muda. Karenanya ia meminta rubrik tersebut untuk dihapus karena kurang mendidik bagi anak-anak.
Dalam web pribadinya itu, Suhendra mencantumkan foto rubrik Love Story yang tayang pada (15/5/2015). Di bagian akhir tulisannya, ia menyatakan bahwa tulisan tersebut telah diemailkan kepada pihak manejemen koran Radar Banten.(Rus)