Banten Hits – Tokoh lintas agama menilai bahwa Kota dan Kabupaten Tangerang merupakan lahan subur bagi konflik suku, ras, agama dan antar golongan (SARA).
Mengantisipasi itu, Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) menggagas deklarasi kerukunan antar umat beragama.
Dari rilis yang diterima Banten Hits, Senin (25/05/2015), disebutkan deklarasi yang digelar di Pondok Pesantren Daarul Archam Rajeg Tangerang, Sabtu (23/05/2015) lalu, FPLA bertekad mempertahankan persatuan dan kesatuan meski berbeda latar belakang keyakinan.
Selain itu, menolak segala bentuk intimidasi dan kekerasan atas nama agama, ataupun kelompok terhadap agama lain.
Dan yang paling penting adalah tekad mendukung pemerintah untuk mempertahankan, mengamankan, dan melakukan upaya konkrit dalam peneguhan kembali ideologi Pancasila dan UUD 1945 demi keutuhan NKRI.
Acara dihadiri 65 tokoh Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu Kabupaten Tangerang, diantaranya FPLA, GP Ansor, Banser, St Gregorius, HKBP, GKJ Bumi Indah, GBI Gregoreo, GPDI Curug, dan Parmudhita.
Mereka yang menandatangani naskah deklarasi adalah,H. Nawawi, (Kepala Kantor Kemenag), Ketua Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) Kabupaten Tangerang Rois Maliki, Wahyudi (FKUB), KH Baikandi (Ponpes Darul Archam), Pdt. Albert Pandiangan, (ketua PGPI), Pdt. Patar Napitupulu(Ketua PGI Wilayah Banten), KH. Maimun Aly, Trisna (Matakin) dan Romo RD Andy (ST Gregorius).
Utomo, dari GKJ Bumi Indah selaku panitia deklarasi mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk silaturahmi antar pemeluk agama yang berbeda.
“Tangerang ini memiliki potensi konflik yang tinggi terkait SARA yang marak akhir-akhir ini, upaya untuk menjalin persatuan harus terus dilaksanakan,” terangnya.
Ketua FPLA Kab Tangerang Rois Maliki yang juga menjabat sebagai komandan Banser Provinsi Banten mengatakan, kegiatan tersebut digagas sebagai bentuk komitmen mempertahankan NKRI.
“Saat ini situasi Tangerang kondusif, dan kami ingin kondusifitas ini tetap terjaga,” harapnya.
Acara ini juga dirangkai dengan kegiatan Pengobatan gratis untuk warga Rajeg dan sekitarnya.
Dengan mengerahkan 12 orang dokter dan apoteker, pengobatan ini mampu melayani 500 orang warga untuk mendapatkan pengobatan secara cuma-cuma.
Panitia Pengobatan Gratis Wahyudi dari ST Gregorius mengatakan kegiatan sosial diharapkan mampu membantu masyarakat untuk mengatasi berbagai persoalan kesehatan warga.
“Semoga apa yang kami lakukan ini dapat membantu warga yang membutuhkan dan semoga dapat kami lakukan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (Uud)