Bakcang dan Fenomena Telur Berdiri

Setiap setahun sekali, warga Tionghoa merayakan Festival Twan Yang. “Twan” berarti lurus, terkemuka, dan terang. Sedangkan “Yang” artinya sifat positif atau matahari. Jadi Twan Yang adalah saat matahari memancarkan cahaya paling keras. Hari raya ini dinamai pula Duan Wu, artinya antara pukul 11.00 sampai dengan 13.00.

Festival Twan Yang dirayakan saban tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek. Untuk tahun ini jatuh pada hari Sabtu (20/6/2015).

Salah seorang warga keturunan Tionghoa di Kota Serang, Iwan Subakti mengatakan, pada saat mentari melintasi garis khatulistiwa, yaitu antara pukul 11 – 13 WIB, jika kita mencoba untuk mendirikan telur pada ujungnnya yang paling tumpul, maka telur itu akan berdiri.

“Nggak percaya? Coba sendiri deh. Syaratnya telur bukan dari kulkas, tetapi telur yang tenang, lebih bahus lagi baru keluar dari ayam,” jelasnya.

Iwan juga menjelaskan, bahwa telur berdiri itu bukan jampi-jampi atau sulap, tetapi merupakan fenomena alam.

Pada festival ini, ada satu makanan spesial yang disebut Bakcang, yaitu jenis makanan yang dibuat dari ketan dengan isi daging sapi dan teratai. Ada juga isi daging sapi kecap, juga jamur, yang nikmat dicocol dengan sambal merah cuka.

Hanya saja, karena festival kali ini di Kota Serang bersamaan dengan bulan suci Ramadan, perayaannya tidak terlalu gebyar karena orang Tionghoa menghormati yang berpuasa.(Rus)