Banten Hits – Komunikasi antaragama diyakini bisa mengantisipasi konflik antarumat beragama di Tangerang Selatan (Tangsel) yang dikenal beragam. Pendapat itu mengemuka dalam diskusi keagamaan yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel di salah satu rumah makan di Serpong, Kamis, (30/7/2015).
Hadir dalam disuksi tersebut pengamat agama dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sihabudin Noor dan dosen Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Media Zainul Bahri.
“Seperti kasus Tolikara di Papua, akar masalahnya ada beberapa faktor. Salah satunya kurang komunikasi antarumat beragama, terutama para tokoh agamanya,” ungkap Sihabudin Noor saat memberi pemaparan.
Menurut Sihabudin, selain itu ada lagi faktor lain seperti munculnya minoritas dan mayoritas agama, politik, ekonomi serta kekuasaan. Atas kondisi itu, Kota Tangsel yang diketahui mempunyai keberagaman agama rawan akan konflik agama.
“Kita tidak inginkan konflik itu terjadi. Untuk itu, di sini (Tangsel, red) pemuka agama intens berkomunikasi,” ujarnya.
Sihabudin berpendapat, komunikasi keberagamaan di kota dengan tujuh kecamatan ini sudah terjalin dengan baik. karenanya, hal tersebut perlu dipertahankan, sehingga miskomunikasi yang bisa memicu konflik bisa dihindari.
“Pertemuan antarpemuka agama sangat penting. Hal sepele bisa dibicarakan untuk mencegah terjadinya konflik,” terang Sihabudin.
Sementara, Media Zainul Bahri menuturkan, identitas agama saat ini semakin dikedepankan. Sedangkan, keimanan dipertanyakan. Lantaran itu, jadi penyebab adanya konflik agama.
“Loyalitas agama harus disertai kualitas iman,” terangnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel Ahmad Dahlan mengatakan, kegiatan tersebut benar-benar mencerminkan salah satu motto wilayah Cerdas, Modern, Religi. Terlebih yang memprakasai acara merupakan para pemangku agama.
“Ini benar-benar mencerminkan kerukunan agama yang ada di Tangsel. Seluruh agama bisa bersatu dan bisa menjaga kerukunan,” ujarnya.(Rus)