Banten Hits – Lahirnya Undang-undang nomor 17 tahun 2013 membuka keran munculnya Organisasi Masyarakat (Ormas) di Indonesia. Tak terkecuali, Ormas-ormas berbasis agama.
Sebagai negara yang mempunyai penduduk bermayoritaskan muslim, sudah barang tentu tak sedikit keberadaan Ormas-ormas berbasis agama Islam di Indonesia.
Sebut saja Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai salah satu Ormas yang memiliki sebaran cukup luas di Indonesia. Lahirnya Ormas, dinilai seiring perubahan sistem di negara Indonesia menjadi demokrasi.
“Jadi, siapa saja bisa membuat ormas. Tapi banyak yang tujuannya untuk kepentingan pribadi,” Ade Awaludin salah satu pengurus NU Kabupaten Tangerang, Senin (31/8/2015).
Namun banyaknya, Ormas juga perlu mendapat perhatian dan diwaspadai oleh masyarakat. Nahdlatul Ulama (NU) berpendapat, tak sedikit dari Ormas berbasis Islam justru merusak ukhuwah islamiyah dengan memecah belah Islam.
Kewaspadaan yang harus dibangun oleh masyarakat bertujuan agar tidak mudahnya terprovokasi oleh anggota Ormas yang mempunyai karakteristik keras.
“Masyarakat harus dapat memperkuat ukhuwah islamiyah dari tingkat terendah. Jangan sampai, kesatuan umat Islam terpecah-pecah oleh Ormas radikal dengan mengatasnamakan Islam,” ujar pria yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Banten tersebut.
Sementara itu, Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang, Anas Tajudin menjelaskan, salah satu cara dalam memperkuat agama Islam dari gerakan radikal dengan menghindari ajakan-ajakan dari kelompok Islam garis keras. Kelompok-kelompok tersebut dinilai anarkis dalam setiap aksinya dengan mengatasnamakan Islam tanpa mau menghormati agama lain yang ada di Indonesia
“Selalu bergerak dengan aksi kekerasan dan terkenal anarkis. Ini yang perlu dihindari. Karena islam dikenal dengan keindahan dan kedamaiannya,” tambahnya. (Nda)
