Banten Hits – Satina binti Jumadi (50), Tenaga Kerja Indoesia (TKI) asal Dusun Murten, Kota Ungaran, Jawa Tangah yang bebas dari hukuman pancung di Saudi Arabia, Rabu (2/9/2015), tiba di terminal Lounge TKI Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
TKI yang divonis hukuman pancung oleh pengadilan setempat karena membunuh majikannya pada tahun 2007 lalu akhirnya bisa berkumpul bersama keluarganya setelah pemerintah Indonesia menyediakan uang ganti rugi kematian sebesar Rp21 Miliar.
Satina yang saat ini mengalami stroke enggan menceritakan pengalaman pahitnya selama berada di Arab Saudi. Ia hanya mengatakan, selama di Arab ia hanya bekerja 1 tahun, dan 8 tahun berada di dalam penjara.
“Dulu, saya di sana kerja 1 tahun dan di penjara 8 tahun. Kalau saya ceritakan lagi, saya sedih. Tapi saya bersukur bisa bebas dan bisa pulang ke Indonesia dan bisa berkumpul bersama keluarga,” tutur Satina di kursi rodanya.
Sementara itu, Kasubdit Pengawasan ke Consuleran, Khrisna Djaelani, menjelaskan, proses pemulangan Satinah memakan waktu yang lama.
“Sidang terakhir Satina pada bulan Juni 2015, dalam sidang terahir itu Pengadilan Saudi menyatakan bebas. Tapi, kebebasan itu harus dibarengi dengan membayar denda 7 juta Real atau Rp21 Miliar,” ungkapnya.
Terkait dengan kondisi Satina yang mengalami Stroke, pihaknya akan langsung membawa Satinah ke rumah sakit Polri, Jakarta, untuk mendapatakan perawatan medis.
Uang diyat atau uang denda yang dibayarkan Pemerintah untuk membebaskan Satina berasal dari Pemerintah dan sebagian lagi berasal dari para dermawan dalam dan luar Negeri.
Untuk diketahui, pil pahit yang dialami Satina berawal dari yang tindakan Satina yang membela diri karena di pukuli oleh majikannya. Satina membalas pukulan sang majikan. Majikan Satinah meninggal dunia di rumah sakit, Satinah pun menyerahkan diri ke Kepolisian Arab Saudi. (Nda)
