Banten Hits – Perahu Sampan tentu sudah sangat akrab dengan warga Kampung Tegal Papak dan Pampung Jengkol, di Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, alat transportasi yang satu ini memang menjadi andalan bagi warga sebagai sarana penyebrangan di atas aliran Sungai Ciliman.
Keberadaan perahu sampan menjadi salah satu alternatif warga untuk bisa menyebrangi Sungai dengan lebar hampir 15 meter tersebut. Hal tersebut, lantaran tidak adanya jembatan yang seyogyanya merupakan sarana penghubung warga untuk menyebrang ke kampung mereka.
“Lebih sering nyebrang dengan perahu daripada jalan darat yang jaraknya jauh dan memutar,” tutur Ating (24), warga kampung Cijengkol, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, kepada Banten Hits, Senin (7/9/2015).
Ating mengaku, jika melalui jalan darat warga akan menempuh sekitar hampir satu jam perjalanan untuk menuju jalan raya Panimbang-Labuan). Sementara, jika menyebrang menggunakan perahu, warga hanya membutuhkan waktu lima menit.
Untuk sekali menyebrang, warga hanya membayar Rp2.000, sementara bagi warga yang menggunakan sepeda motor dikenakan tarfi Rp3.000.
“Jadi lebih baik naik perahu daripada harus jauh memutar ditambah lagi kondisi jalan yang rusak 7 Kilometer,” ucapnya.
Ating dan warga lainnya berharap, kondisi tersebut dapat membuka mata Pemerintah Daerah. Mereka juga mengharapakan adanya pemerataan pembangunan yang dilakukan Pemkab Pandeglang terutama terkait dengan kondisi infrastruktur.
“Pembangunan jangan cuma dipusatkan di perkotaan saja, kami juga butuh jalan dan jembatan yang layak diluli,” harapnya. (Nda)
