Banten Hits – Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, terpaksa harus turun tangan memperbaiki kesalahan dalam pengerjaan pembangunan trotoar di ruas jalan sekitar Alun-alun Rangkasbitung, Jum’at (2/10/2015).
Seperti seorang mandor proyek, mantan anggota DPR RI tersebut juga menjelaskan bahwa ada kesalahan penempatan penyusunan batu bata sebagai pembatas area taman bagi pejalan kaki di pembangunan trotoar yang menelan anggaran sebesar Rp2 Miliar tersebut.
“Kurang ke belakang sedikit ini, harusnya di sini batasnya,” jelas Iti seraya memasankan sejumlah batu bata yang juga ditemani Wakil Bupati Ade Sumardi.
Iti menjelaskan, pembangunaan penataan trotoar tersebut merupakan satu diantara sejumlahlah program kerjanya yang bertujuan menata Kota Rangkasbitung menjadi lebih indah, nyaman, dan bersih. Untuk itu, Bupati meminta masyarakat bisa ikut menjaga dan memelihara.
“Taman ini kan nanti punya masyarakat Lebak juga. Jadi, kalau bukan kita yang merawat mau siapa lagi,” serunya.
Namun, anggaran sebesar Rp2 Milir untuk pengerjaan penataan trotoar di sejumlah ruas jalan diantaranya lingkungan Alun-alun, jalan Multatuli, Iko Jatmiko, jalan Abdi Negara dan jalan Letnan Muharam dikritik oleh aktifis di Kabupaten Lebak. Pemkab pun dianggap hanya menghamburkan anggaran setelah sebelumnya menggelontorkan dana sebesar Rp3,4 Miliar guna penataan kawasan Balong Ranca Lentah, Rangkasbitung.
Pasalnya, kendati penataan trotoar dianggap penting namun tidak dirasa mendesak. Hal tersebut, jika melihat kondisi infrsatruktur seperti jalan dan jembatan di sejumlah wilayah yang masih sangat memerlukan kucuran dana untuk dilakukan perbaikan.
“Mobil dinas baru, menata balong sudah habiskan Miliaran rupiah, lalu sekarang menata trotoar?. Bisa tidak Pemkab Lebak, tidak terus menghamburkan anggaran ditengah terbatasnya anggaran yang selalu kita dengar dari Ibu Bupati. Penataan kota itu penting, tapi saya fikir tidak mendesak,” kata aktivis dari Urban Institute, Zaenal Aushof Yasir, kepada Banten Hits, beberapa waktu lalu. (Nda)
