Banten Hits – FP (16), pelaku pembacokan ketua yayasan Madaniah Darussalam–sebelumnya disebut SMK Darussalam–Sri Astuti (45) dan Staf tata usaha Muryanah (23), dikenal di kalangan teman-teman sekolahnya sebagai pribadi yang pendiam.
“Sekolah di sini dia (FP) baru dua bulan. Kita kenal dia sebagai anak yang pendiam kalau di sekolah,” kata Kepala SMK Darussalam, Nari Ansori kepada Banten Hits, Kamis (8/10/2015).
Selain sebagai sosok pendiam, FP juga merupakan seorang santri di lingkungan rumahnya. FP merupakan pribadi yang religius di mata tetangga dan teman-temannya.
“Walaupun pendiam, dia sangat religius karena FP merupakan santri di lingkungan rumahnya. Suaranya pun sangat bagus saat mengaji dan sedikit-sedikit arti di dalam al-Qur’an pun hapal,” jelasnya.
Ansori menambahkan, dalam urusan administrasi FP dikenal tidak pernah telat dalam membayar SPP atau tidak pernah ada tunggakan apapun di sekolah.
“Tidak pernah telat. Kalau pun telat orang tuanya datang ke sekolah untuk memberitahu kepada kami selaku pihak sekolah,” ujarnya.
FP membacok guru dan ketua yayasan di tempatnya belajar, Selasa (6/10/2015) malam. Pembacokan berlangsung di rumah ketua yayasan yang menyatu dengan area sekolah di Kampung Bubulak, RT 01/03, Kelurahan Mekar Bhakti, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang. Yayasan Madaniah Darussalam menaungi sekolah PAUD sampai SMK di tempat itu.
(BACA JUGA : Pelajar SMK Darussalam di Panongan Tangerang Bacok Guru dan Ketua Yayasan)
Selain dikenal sebagai staf TU dan guru di lingkunan Yayasan Madaniah Darussalam, Muryanah juga ternyata merupakan anak Sri Astuti. Keduanya kini masih menjalani perawatan intensif di Ciputra Hospital, Citra Raya, Kabupaten Tangerang.(Rus)
, pelaku pembacokan ketua yayasan Madaniah Darussalam--sebelumnya disebut SMK Darussalam--Sri Astuti (45) dan Staf tata usaha Muryanah (23), dikenal di kalangan teman-teman sekolahnya sebagai pribadi yang pendiam.){kind=link}