Banten Hits – Mahasiswa Banten bersuara menyambut pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak 9 Desember 2015. Kali ini suara itu datang dari Pjs Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) wilayah Banten Deni Setiadi.
Menurutnya, pemilihan kepala daerah yang rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali sebagai proses pergantian posisi kekuasaan seringkali disalahgunakan. Terutama apabila petahana kembali mencalonkan diri atau ada keluarga petahana ikut serta dalam kompetesi berdemokrasi yang biasa disebut politik dinasti.
“Berdasarkan pengalaman, politik dinasti melahirkan orang-orang yang hanya sekedar berkuasa lalu mengambil alih segala kebijakan dan merampok anggaran,” ungkap Deni kepada Banten Hits, Selasa (8/12/2015).
Ia juga mengatakan, semua kebijakan didasarkan atas transaksi bukan untuk membangun daerah dan rakyatnya yang sangat-sangat berbahaya. Rakyat kembali jadi korban kebiadaban pemangku kekuasaan.
“Di banten ada empat kabupaten/kota yang melangsungkan pemilihan. Yaitu Pandeglang, Cilegon, Tangerang Selatan dan kabupaten serang.
“Mestinya kompetisi demokrasi harus didasari atas kemampuan dan komitmen untuk membangun rakyat agar semakin sejahtera, bukan membangun kesejahteraan bagi keluarga dinasti itu sendiri,” harapnya.
Deni setiadi memandang pilkada kali ini khususnya di Banten belum bisa menjadi solusi atas segala permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masih mendominasinya kekuatan dinasti di daerah –daerah.
“Bahkan beberapa daerah sudah dipastikan kemenangannya jauh sebelum pilkada dilakukan, seperti di kabupaten Serang, Kab Pandeglang, Kota Tangerang Selatan, juga di Cilegon,” tambahnya.
Ia menilai hal tersebutk bisa terbantahkan bila rakyat cerdas untuk tidak lagi percaya pada janji-janji politik yang disampaikan calon-calon yang berasal dari keluarga dinasti.
“Apalagi kalau rakyat menolak bersama-sama money politik yang sangat mencederai proses berdemokrasi,” katanya.
Lebih jelasnya Deni menghimbau kepada rakyat untuk tidak memilih calon yang berasal dari keluarga dinasti karena pengalaman telah membuktikan betapa bahayanya bila sebuah kebijakan diputuskan oleh satu keluarga yang memiliki keterikatan begitu dekat.
“Tidak lagi didasari kepentingan rakyat melainkan kebutuhan keluarga dinasti. Permasalahan seperti kemiskinan, busung lapar, minimnya lapangan pekerjaan maupun biaya kesehatan yang terlampau tinggi dan pembangunan yang tidak merata akan tetap ada dan menjadi derita bagi rakyat di Banten,” sesalnya.
Deni juga berpesan kepada partai politik sebagai pengusung calon kepala daerah agar tidak tersandera dengan kepentingan jangka pendek dan teruslah melakukan kaderisasi dengan baik serta menyiapkan bakal pemimpin yang berkualitas dan berintegritas untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.(Rus)